Saturday, January 2, 2010

Dari Sahabat Untukku

Sabtu 16-09-2006, di pantai bira for the first time

Setelah 4 tahun bersama, tibalah saat perpisahan itu.
Perpisahan yang harus terjadi demi masa depan yang lebih baik.

Tak disangka sahabatku ini menulis tentang kami.
Lebay banget, tapi itulah dia.
Setahuku dia memang hobi nulis.

Pertemuan itu mungkin, sedangkan perpisahan adalah pasti!
Life must go on kan?!
Terima kasih untuk semua kehormatan ini sahabat!

Berikut petikannya:

Sabtu, 02 Januari 2010

~Untuk Sahabatku~

Lima hari sudah saya berada di kota yang terasa masih teramat sangat asing sekali banget buatku (baru mulai dah lebay..hihihi).
Tak dapat kusembunyikan, memang itulah yang kurasakan sampai saat ini.
Belum ada teman yang bisa kuajak berbagi di sini, semuanya pada sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Yah namanya juga kota metropolitan, walaupun Tangerang bukan bagian dari Jakarta, katanya.

Awan hitam tebal dan hujan rintik turun perlahan membasahi daerah seputaran Bintaro, makin membuatku enggan untuk keluar kamar, hanya bisa memandangi dedaunan yang basah oleh tetesan air langit dari balik jendela kamar berukuran 3x3,5m (hayo berapa luasnya….? :p).
Beberapa menit lalu kamar ini ramai oleh keriangan anak-anak Pamanku yang datang mengunjungiku sekedar silaturrahim dan tentunya mebawa bauh tangan berupa makanan (hehehe).
Kesunyian membuatku enggan untuk melakukan kegiatan, ingin kulanjutkan bacaan novel pembangun jiwa yang kubawa dari Sulawesi, tapi enggan.
Ingin kutau kabar teman-temanku di televisi (acara gossip), tapi gak punya tv.
Terpaksa berkhayal lagi....

Khayalku terhenti pada teman yang sudah kuanggap saudaraku sendiri, bahkan lebih akrab dari saudara kandungku sendiri. Dialah Ahmad Syawal Kurniawan, awal.
Kurang lebih empat tahun kami hidup bersama di sana, susah senang, pahit manis kehidupan telah kami alami bersama.
Kemana-mana selalu berdua, kecuali ke kamar mandi tentunya (hehehe).
Banyak teman-teman sekantor memberi gelar kami pasutri tanpa akad nikah. Saya bapaknya dan dia mamahnya, hahaha.
Apa kabarnya ya dia sekarang??? Apakah dia juga merindukan aku seperti aku merindukannya? Apakah dia juga merasa kehilangan sebagaiamana aku merasa kehilangannya?

Sabtu 21-02-2009 bersama motor kebanggaan

Masih teringat jelas saat-saat terakhir dia mengantarku ke pinggir jalan menunggu mobil Bulukumba-Makassar, dia bilang:
”Vil, enaknya kamu leh…mo hidup di kota besar… Saya sampai kapan kasian di sini??? Tapi vil, kalo ko DO dari sana dan disuruh milih, jangan pernah ada pilihan selain Bulukumba nah… Sa tungguko di sini. Kamarmu tak akan terusik oleh siapapun.”.
Itulah kata-kata terakhirnya sampai sebelum laju mobil yang kutumpangi memisahkan kami berdua. T_T

SEDIIIIH….. tak kalah sedihnya saat berpisah dengan orang tua dan adikku saat pertama aku meninggalkan mereka dulu untuk menuntut ilmu ke kota.
Air mataku jatuh setitik pemirsa….Dasar cengeng…pikirku dalam hati.
Mungkin inilah arti persahabatan, baru kali ini sedih pisah sama orang yang notabene tidak ada hubungan darah. Awal aku merindukanmu….!!!!! 

(special buat sahabatku, awal. Mudah-mudahan kamu sempat baca walaupun kita tidak berteman di facebook.)

No comments:

Post a Comment