Saturday, July 23, 2016

Mancing Yang Gagal Total Di Bintang Samudra

Sehari sebelum balik ke Makassar, kami kembali lagi ke Taman Laut Bintang Samudra untuk mancing.
Kami yakin Bintang Samudra akan memberikan hasil yang lebih baik dari Teluk Kendari.
Dalam 3 minggu liburan ini, berarti sudah 3 kali kami mancing.

Peserta kali ini berjumlah 6 orang:
Saya, Desi, Master Ajir, Chiwank, Dedi dan Jono.

Pergi kali ini mendadak karena konfirmasi baru terjadi pada pagi hari ini.
Awalnya kami mengira akan liburan di Pantai Batu Gong, tapi berhubung di Batu Gong kita hanya bisa mandi, Dedi mengubah rencana untuk pergi ke Bintang Samudra saja karena di sana kita bisa mancing dan kalau bosan, kita bisa nyebur juga.

Pergi mendadak di hari minggu, akhirnya kami tidak dapat umpan yang bagus.
Kalau mau dapat umpan yang bagus di hari libur, maka seharusnya kami harus konfirmasi ke penjual umpan dari malam sebelumnya.
Kami sudah berusaha menghubungi ke penjual yang lain, tapi hasilnya sama. Stok kosong!

Akhirnya Master memutuskan untuk membeli cumi mati di pelelangan.
Si master jadi tidak semangat.

Kami tiba di lokasi jam 03 sore, dan benar dugaan kami, tak ada yang tertarik.
Jangankan ikan, ular yang lewat pun tak mau menyentuh umpan kami.
Sampai jam 05.30 sore, hasilnya nihil.

Lesu menanti umpan disambar pemangsa
Efek keputusasaan!

Daripada umpan habis percuma, lebih baik kami bakar.
Si Dedi dan Jono yang ditugaskan membuat api tak kunjung berhasil, untuk ada Chiwank.
katanya, kalau kita sampai terdampar di suatu pulau, maka kita semua tidak ada yang selamat karena mati kelaparan!
Padahal kami punya kayu, arang, daun daun kering dan korek gas, tapi kami tidak bisa membuat api sampai Chiwank datang.

Hanya Chiwank yang bisa buat api

Si cumi dibersihkan oleh Master dan dibumbui seadanya dengan air laut, biar ada rasa-rasa gurihnya.
Tusuk satenya juga dibuat oleh Master, tapi kayunya kami nggak tau beracun atau tidak. :D
Semuanya serba seadanya ala-ala survivor!

Sate cumi bumbu air laut
Sate cumi yang telah melewati proses pembersihan dan pembumbuan

Untuk proses pemanggangannya, kami serahkan semua pada Chiwank.
Nampaknya dia lebih ahli dalam memanfaatkan apa yang disediakan oleh alam.

Biar Chiwank yang urus makan kami!

Setelah matang, tibalah saatnya kami menyantapnya beramai-ramai.
Hanya istriku yang tidak menyantapnya karena memang alergi cumi, apalagi proses pembuatannya yang ngasal. :D

Makan rame-rame

Demikian pengalaman mancing kali ini yang berakhir dengan kegagalan total.
Lokasi bagus tapi sayang umpan tak mendukung.
Walaupun demikian, hari ini harus kami buat asyik sendiri karena kebahagiaan itu sebagian besar datangnya dari diri sendiri kan?
Nasib tragis si umpan yang harus berakhir di perut pengumpannya! :D

Bersama Master, sahabat dari usia 6 tahun

Hari berganti malam dan saatnya pulang, itu artinya liburan telah berakhir.
Tak terasa 3 minggu telah habis dibagi, seminggu di Bau-Bau, 2 minggu di Kendari.
Esok pagi balik ke Makassar menjalani real life.

Iseng saat senja

Tak terbayangkan bagaimana susahnya move on dari kebahagiaan ini.
Terima kasih saudara-saudara dan teman-temanku semua yang telah menemani mengisi liburan kami, semoga kita semua dapat kembali berkumpul dalam keadaan sehat dan bahagia. :D

No comments:

Post a Comment