3 hari terakhir ini saya termasuk dalam tim yang lembur, kalau kemarin sampai jam 19.00 dan 21.00, sekarang seharusnya sampai jam 24.00, tapi berhubung antrian telah ditutup dari jam 20.00 dan nggak ada yang datang lagi, akhirnya kami bisa terbebas.
Hari ini kantor ngadain juga acara tahun baru, mungkin untuk merefresh para pekerja lemburnya.
Tahun baruan di kantor aja (31.12.17) |
Sebenarnya saya nggak masalah mau tahun baruan atau tidak karena sudah 10 tahun terakhir saya tidak antusias lagi sama yang namanya perayaan, baik itu tahun baru, ulang tahun, lebaran dan lain-lain, bagiku semua hari sama dan tak ada yang spesial.
Terakhir tahun baru yang benar-benar saya terlibat dan berinisiatif di dalamnya adalah saat perayaan tahun baru 2008, waktu itu saya sibuk nyari teman di Bantaeng.
Sempat bimbang juga waktu itu, stay di kamar kosan di Bulukumba atau ke Bantaeng? dan akhirnya menjelang maghrib, saya baru berjalan sejauh 30 km menuju Bantaeng.
Kalau ditanya apa yang saya dapat waktu itu? apakah saya bahagia?
Tidak! Hasilnya omong kosong!
Saya hanya menemani teman mabuk dan party nggak jelas, dan pada akhirnya melihat mereka pada muntah.
Sejak saat itu, barulah pikiranku benar-benar berubah tentang perayaan tahun baru.
Tak lagi mencari teman atau keramaian, semuanya dijalani biasa saja.
Memang ada beberapa lagi yang dilakukan saat malam pergantian tahun seperti:
Tahun 2011, saya dan teman-teman ke Makassar lewat jalur sinjai, singgah di Malino dan berakhir di KFC Ratulangi Makassar.
Tahun 2013, saya dan istri mencari teman sampai ke bulukumba dan ternyata perayaan tahun baru hanya diisi oleh segelintir orang yang masih stay di sana, makan bersama, nyanyi, dan kemudian pesta berakhir dengan cepat karena hujan deras terus menerus.
Tahun 2014, saya dan istri diundang ke rumah pak RT untuk pesta ikan bakar.
Apakah itu disebut perayaan? atau hanya sekedar lewat?
Saat itu saya hanya menunggu diajak, bukan berinisiatif mencari hiburan!
Back to hari ini!
Lembur bersama, makan bersama, ngejam bareng, karaokean dan pesta kembang api di rooftop serta melihat istri juga bahagia, rasanya inilah momen perayaan tahun baru terbaik seumur hidupku.
Dari 5 tahun pernikahan kami, baru kali ini saya bisa mengajak dia untuk merayakan malam tahun baru.
Itupun sebenarnya judul utamanya bukan perayaan tahun baru, tapi lembur yang kemudian dibungkus dengan acara.
ngejam bareng di malam tahun baru (31.12.16) |
Kebersamaan dan rasa kekeluargaan seperti inilah yang saya harapkan di perayaan tahun baru.
Banyak teman-teman yang turut hadir termasuk Big Boss, karena memang sampai malam inipun kami masih ada kewajiban lembur.
Saya baru benar-benar melihat suasana kota Makassar saat malam pergantian tahun.
Kembang api yang begitu banyak dari segala penjuru kota membuat langit menjadi kabur karena polusi dari kembang api.
langit seperti terbakar di malam tahun baru (31.12.16) |
Setelah pesta kembang api, banyak teman-teman yang balik ke rumah, hanya tersisa beberapa orang saja, kami lanjut lagi dengan karaoke sampai berakhir dengan lagu yang nggak jelas.
Kami baru tiba dirumah pada jam 02.40 dinihari, dan jam 06.00 baru bisa tidur, itu karena efek kopi yang kami minum semalam.
Jam 08.00 kami sudah tersadar lagi, mata tertutup tapi telinga sudah mendengar.
Jam 10.00 kami ke Mall untuk mencari hadiah bagi teman sekaligus tetangga kami yang bakalan pindah ke Kendari.
Jam 12.00 - 14.00 ke Acara teman tersebut.
dan Selanjutnya hibernasi sampai jam 19.30
No comments:
Post a Comment