Sudah sering saya bilang “semakin belajar semakin kurang”, “semakin kenal semakin kurang”, bahkan kali ini untuk hal kecil, apakah itu? Ya, kali ini saya semakin care sama yang namanya pick.
Bentuknya memang kecil tapi saya rasa pengaruhnya cukup besar dalam permainan.
Dulu saya bahkan tidak pernah memakai pick untuk bermain gitar, memang pada saat saya membeli gitar listrik, saya juga sekalian membeli pick, tapi pick tersebut jarang saya gunakan karena saya nggak bisa menggunakannya, senar yang lain selalu ikutan terkena bila saya memetik sebuah senar.
Ketika saya memutuskan untuk belajar serius pada Agustus 2015, maka saya dibiasakan untuk menggunakan pick.
Awalnya memang terasa sulit, permainan jadi terbata-bata, senar lain ikutan terkena petikan, apalagi saya harus dibiasakan memetik naik turun atau istilahnya alternate picking, rasanya frustasi banget karena saya hanya terbiasa memetik ke bawah.
Jaman dulu juga tuh ngasal, gak peduli bentuk dan kenyamanannya, yang penting bisa bunyi, bahkan pick saya itu ada yang terbuat dari kartu ponsel.
Pick pertamaku itu sudah hilang sejak 3 bulan yang lalu, hilangya di rumah sendiri, mungkin saya lupa naruhnya di mana, karena kelamaan ndak ketemu, maka pick tersebut saya nyatakan hilang.
Pick itu kayaknya pick yang paling umum digunakan untuk kelas pemula, yang agak lembek-lembek gitu, saya lupa mereknya apa, eh, bahkan kayaknya ndak punya merek deh.
Nah, pick berikut ini adalah pick-pick yang saya punya sekarang, yang paling kiri mereknya Dunlop 1.0 pemberian bos, dua berikutnya adalah hadiah dari toko langgananku, semacam pick khusus untuk bonus gitu, jadi produknya ngasal aja, sedangkan yang paling kanan adalah yang saya bilang tadi, yaitu pick yang terbuat dari kartu ponsel.
pick gitarku (27.03.17) |
Berhubung sudah terbiasa bermain dengan pick, jika saya bandingkan semuanya termasuk dengan pick ku yang hilang, yang paling nyaman saya gunakan adalah pick merek Dunlop.
Pick itu punya guratan-guratan kasar jadi keset kalau dipegang, sangat terasa kalau bermain cepat, kalau yang lain, tangan kita bisa slip yang mengakibatkan pick-nya terputar berubah posisi bahkan bisa terlepas dari genggaman.
Yang saya suka dari pick Dunlop itu juga adalah karena dia punya kelunakan yang standar, tidak terlalu lembek/lunak dan tidak terlalu keras, jadi permainan gak lembek dan juga tidak kaku.
Setelah terbiasa dengan pick Dunlop, ketika saya menggunakan pick saya yang hilang itu rasanya petikan terlalu lemah karena pick-nya terlalu lembek, sedangkan ketika saya memakai pick yang hadiah dari toko, pick itu terlalu keras sehingga permainan menjadi kaku alias pick biasanya tersangkut di senar.
Pemberian kecil tapi berharga, pick Dunlop itu sudah dua kali saya diberi, tapi yang pertama hilang waktu latihan nge-band di studio pertamakalinya dulu.
Kalau sekedar main di rumah dan gak terlalu serius ngulik, saya nggak masalah pakai pick yang lain, tapi kalau untuk momen yang serius, saya nggak bisa pakai selain pick Dunlop itu, istilahnya sih “pick pamungkas”!
Demikian cerita saya tentang pick, suatu yang kecil tapi punya peranan besar.
Pick pilihan saya jatuh pada pick Dunlop 1.0 (ngomong-ngomong berapa sih harganya? Gw diberi mulu nih!).
Bagaimana dengan kamu?
No comments:
Post a Comment