Kali ini saya pengen bercerita tentang sejarah selera musikku.
Berbicara tentang selera musik, pastinya akan bercerita tentang kapan sih saya pertamakalinya menyenangi musik?
Kalau tentang itu, saya sudah tidak tau lagi sejak kapan, mungkin sejak pertamakali saya mendengarnya saya jadi suka.
Bagi anak generasi 90-an, tentu saja masih ingat betapa banyaknya lagu untuk anak-anak pada waktu itu, yang paling terkenal tentu saja Papa T Bob, beliaulah motor serangan untuk lagu anak-anak pada saat itu dengan begitu produktifnya mencipta lagu populer untuk anak-anak.
Dan karena itu, bila ditanya lagu apa yang pertamakali saya sukai, ya tentu saja lagu anak-anak!
Saya masih menonton acara lagu anak-anak, Tra La La Tri Li Li yang dibawakan oleh Indra Brugman dan Agnes Monica sampai tahun 1998 atau beranjak ke kelas 1 SMP.
Musik bukan hal asing buatku, kedua orang tuaku sangat menyenangi musik.
Mamaku walaupun tidak tau bernyanyi tapi dia suka mengoleksi kaset tape, sedangkan bapakku hobi bernyanyi, dia gak akan pulang dari acara kantor sebelum menyumbangkan sebuah lagu!
Saya juga dulu mengoleksi kaset tape, tapi tidak banyak karena harganya yang tidak murah untuk ekonomi kami.
Saat kelas 5 SD tahun 1997, saya mulai menyukai musik orang dewasa, dan genre yang pertamakali saya sukai adalah lagu-lagu Malaysia, sampai akhirnya saya membeli kaset UK'S karena lagunya yang berjudul Cinta Itu Buta sangat tenar waktu itu.
Beranjak dari situ, saya kemudian menyukai lagu-lagu pop Indonesia terutama Stinky, Dewa dan Base Jam.
Setelah itu saya mulai menyukai lagu-lagu pop barat, waktu itu saya pertamakali jatuh cinta sama trio No Mercy dengan lagunya yang berjudul Where Do You Go.
Pada waktu awal mula saya meyukai permainan gitar, waktu itu tahun 1995 dan saya masih duduk di kelas 4 SD, saya sudah sering mendengar anak-anak muda memainkan lagu-lagu slow rock macam The Offspring (Keep on Separated) dan MLTR (That’s Why You Go Away) serta ada juga lagunya Eagles (Hotel California), kalau lagu Indonesia yang paling sering ku dengar adalah lagunya Power Metal (Timur Tragedi), Power Slave dan Sahara, tapi waktu itu saya belum suka dengan genre keras seperti itu, sampai saya bertanya pada kakak sepupuku waktu dia antusiasnya mendengar lagu Sweet Child o' Mine di radio, "apa kamu tidak sakit kepala dan kepanasan dengar lagu seperti itu siang terik gini?"
Waktu itu saya belum ngerti dimana nikmatnya genre slow rock, saya malah lebih suka yang pop dan romantis macam Westlife, Boyzone dan Backstreet Boys dan yang ceria-ceria seperti Ricky Martin.
Pertamakali saya berkenalan dengan slow rock ketika tahun 1999, waktu itu saya mendengar kakak sepupuku yang kebetulan waktu itu sering datang nginap ke rumah, memainkan sebuah lagu yang menurutku enak di dengar, tapi waktu itu saya tidak tahu itu lagu judulnya apa dan penyanyinya siapa, dan kamu tahu itu lagu apa? Love of a Lifetime dari Firehouse!
Setahun kemudian, kakak sepupuku yang lain yang gw bilang antusias dengar lagu Sweet Child tadi, dia kan juga sering datang nginap di rumah, dia meminjamkanku kaset Firehouse, disitulah saya akhirnya tahu bahwa ternyata lagu yang sering dimainkan oleh si kakak sepupu yang satunya itu lagu punya Firehouse.
Karena saya memutarnya tiap hari, akhirnya saya semakin akrab dengan genre seperti itu.
Memasuki era milenium tahun 2001, saat saya sudah duduk di kelas 1 SMA, era kaset tape sepertinya akan punah diserang oleh era VCD dan MP3.
Saya ingat benget waktu itu sepulang tarwih, saya singgah di penjual kaset VCD yang nongkrong di depan mesjid, kebetulan juga waktu itu bapakku baru membeli VCD Player yang memang lagi jaman waktu itu.
Kebetulan juga waktu itu saya punya tabungan 6.000 rupiah, dan waktu itu saya cukup kaget karena tahu ternyata harga sekeping VCD itu bahkan lebih murah dari kaset tape, saya kemudian berpikir untuk mengganti hobi dari mengoleksi kaset tape ke VCD karena dengan harga yang lebih murah, saya bisa mendengar lagunya sekaligus melihat gambar penyanyinya, ringan dan hemat tempat penyimpanan.
Dan akhirnya, saya membeli kaset VCD pertamaku pada malam itu, setelah bingung memilih yang mana, akhirnya saya memilih lagu-lagu kompilasi dari beberapa band, di mana pada waktu itu saya tidak tahu band itu siapa, seberapa terkenal dan apa lagu-lagunya yang bagus.
Saya ingat, dalam kepingan VCD itu ada Roxette, Bon Jovi, Queen dan GNR.
Saya akhirnya jadi tahu bahwa lagu Sweet Child o' Mine yang bikin gw kepanasan dulu itu adalah lagu dari GNR.
Kepingan CD pertama itu benar-benar merubah diriku, dari situ saya akhirnya memilih GNR sebagai grup band favoritku.
Dan dari situlah akhirnya saya memilih Slash sebagai gitaris favoritku karena menurutku style-nya yang keren, unik dan pokoknya laki banget dah, saat dia memainkan melodi November Rain di depan gereja!
Dan itu juga yang membuat kenapa saya sampai sekarang hanya menyukai model gitar les paul dan lebih spesifik lagi berwarna chery, sunburst atau gold.
Slash, sumber inspirasi pertamakali |
Dari 1 CD berlanjut ke CD lainnya dan akhirnya saya jadi semakin suka sama genre slow rock, apalagi pada tahun 2004 saat saya merantau kuliah di Makassar dan merasakan tinggal dan berbaur dengan teman-teman dengan latar belakang genre musik yang berbeda-beda, semakin memperkaya pengetahuanku akan musik.
Dari merekalah saya tahu Gary Moore, Joe Satriani, Steve Vai, Dream Theater, Metallica, SOAD, Green Day, Helloween, Yngwie Malmsteen, Deep Purple, Led Zeppelin, Nirvana dan lagu Europe selain The Final Countdown!
Saat kuliah itulah saya semakin menggilai genre slow rock dan rock atau apapun itu namanya, pokoknya musik keras yang gak cengeng!
Kalau boleh dibilang, disitulah titik awal kecintaanku terhadap musik rock, disitulah awal mula kepalaku terbuka dan diisi oleh lagu-lagu seperti itu!
Pada dasarnya saya menyukai semua jenis musik, dangdut, pop, rock dan dance saya dengarkan semua.
Dari berbagai bahasa, Indonesia, Inggris, India, Korea, Jepang, China, Portugis, Prancis dan latin saya suka dan saya dengarkan semua.
Bahkan lagu-lagu daerah yang bukan hanya lagu daerah asalku sendiri, seperti Batak, Jawa, Sunda, Bugis, Makassar, Tolaki, Papua dan yang paling favorit adalah lagu Manado dan Ambon, semuanya saya suka dan telah saya dengarkan.
Lagu-lagu jadul orang tua pun saya suka, karena sering mendengarnya dari koleksi kaset orang tuaku.
Saya juga hafal karena sering menemani bapakku karaoke dulu, padahal waktu itu saya masih SMA, yang mungkin, jangankan dulu, sekarang saja banyak seusia saya malu menyanyikannya atau memutarnya, takut terdengar orang lain, nanti dibilangnya jadul.
Kalau saya sih, tidak masalah, karena saya tidak bisa membohongi hati, kalau saat itu lagu tersebut yang bisa bikin hati gw senang ya saya nyanyikan atau putar.
Bagiku, tidak ada lagu baru atau lagu jadul, yang ada adalah lagu enak yang dapat mengisi hati dan pikiran, membuat rileks, nyaman atau semangat!
Terserah, saya mau dibilang gagal move on atau jadul ketinggalan jaman!
Intinya sih, saya pencinta semua jenis musik dari semua bahasa!
Tapi kalau harus memilih satu, maka saya pilih Rock!
Terserah dia dalam bentuk apa, Slow Rock, Hard Rock, Metal Rock, Blues Rock, Pop Rock bahkan Rock Dut, I love them all!
Terserah dia dalam bentuk apa, Slow Rock, Hard Rock, Metal Rock, Blues Rock, Pop Rock bahkan Rock Dut, I love them all!
Itulah kisahku tentang selera musik, terus bertambah dan berubah hingga mencapai satu titik, Rock!
Kalau kamu bagaimana?
No comments:
Post a Comment