Setelah 2 minggu menikmati libur lebaran di Kendari, maka tibalah saatnya yang paling nggak enaknya dari semua ini, yup pada hari ini kami harus balik ke Makassar.
Seperti kita ketahui, minggu lalu terjadi banjir besar di Kabupaten Konawe Utara yang berefek sampai ke Kabupaten Konawe dan bahkan ke Kota Kendari sendiri.
Jadi jalur Kendari ke Kolaka yang biasa dilewati terputus karena Sungai Pohara membuat jalan amblas dan juga jembatan di Ameroro putus, sehingga untuk ke Kolaka, kami harus melewati jalur alternatif yang belum pernah kami lalui sebelumnya.
Jaraknya sama aja dengan jalur biasa, tapi karena jalannya tidak selebar dan sebagus jalur biasanya maka waktu tempuhnya juga lebih lama.
Nama jalur yang kami lalui ini lebih dikenal dengan jalur Motaha. Motaha ini merupakan nama kecamatan dari Kabupaten Konawe, dan jika kita lalui jalur ini, maka nanti kita akan tembus di pertigaan Lambuya.
Selama ini saya penasaran, kalau dari Kolaka, kenapa harus selalu belok ke kiri di pertigaan itu, kemanakah sampainya kalau ke kanan? Ternyata pada hari ini saya lalui itu men! 😄
Dan juga saya penasaran kalau dari Kota Kendari mau ke Bandara kan kita belok kiri, saya penasaran kemanakah tembusnya kalau saya terus berjalan lurus? Dan ternyata hari ini saya lalui itu men! Itulah jalur Motaha, dari Bandara jika berjalan lurus maka kita akan mendapati Boro-Boro, Landono, Mowila, dan Sonay dan Motaha.
Selain itu juga saya baru tahu lokasi Landono dan Pesantren Gontor, ternyata berada di jalur alternatif yang saya lalui itu. Selama ini saya mengira Landono itu ke arah Lapulu dan Pesantren Gontor itu di arah Puwatu atau Batu Gong. 😄
Serasa saya baru menjadi Orang Kendari. 😄
Ya wajar aja, saya meninggalkan Kendari pada tahun 2004 ketika lulus SMA, sebelum itu saya hanyalah anak kecil yang belum berani pergi jauh dari rumah, apalagi transportasi dan informasi pada saat itu belum sepeerti sekarang, jadilah saya anak rumahan.
Kalau bermain sih yang radius-radius 2 km, tapi kalau pergi lebih jauh dari itu, apalagi pakai naik kendaraan, saya merasa sudah pergi ke kota lain aja, jadi saya benar-benar ndak berani pergi jauh dari rumah menjelajahi daerah Sulawesi Tenggara ini, jangankan Sulawesi Tenggara, Kota Kendari aja saya nggak berani jelajahi, Lepo-Lepo dan Puwatu itu terasa seperti jauh sekali atau terasa seperti kota lain, begitu juga dengan Ranomeeto yang hanya berjarak 17 km dari rumah, itu terasa seperti pergi ke kampung lain.
Pokoknya banyak deh, hal-hal baru yang saya jumpai dari perjalanan panjang ini.
Efek banjir Konawe dan harus melalui jalur asing ini memberikan hikmah buat saya, saya melihat dan mempelajari banyak hal baru.
Lelahku menyetir sejauh ini terbayarkan dengan semua apa yang kudapaatkan, semoga saya dapat berkumpul lagi dengan orang tuaku dan teman-temanku di sini.
No comments:
Post a Comment