Sunday, June 2, 2019

Mudik Jalur Darat 437 km Makassar Kendari - Feri Bajoe Kolaka



Yee hari ini mudik cuy 💪!

Harga tiket pesawat naik cuy, gak ada tiket yang murah sekarang, ke Kendari pun seperti itu, naik dua kali lipat, jadi pikir-pikir lebih baik saya bawa mobil aja ke Kendari nanti, pulang balik sama aja hasilnya dengan pulang bolak-balik bertiga naik pesawat, habis Rp.3 juta-an, belum bagasi sekarang mesti bayar juga.
Dengan bawa mobil kami bisa lebih leluasa membawa barang apa saja yang mau dibawa, memang sih lebih capek, tapi kau tahu kan semangatnya orang mau mudik, rasa capek itu terkalahkan, mungkin yang bakalan terasa capek itu jika pulangnya nanti (arus balik) karena semangatnya pasti sudah nggak sama 😄. 

Jadi guys untuk ke Kendari Sulawesi Tenggara kampung halaman gue itu dari Makassar, pertama kita ke Kabupaten Bone dulu sejauh 170 km karena di sana ada Pelabuhan Feri Bajoe yang menuju ke Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara. kita naik feri selama 7 jam (82 km), kemudian sampai di Kolaka kita teruskan ke Kota Kendari sejauh 170 km lagi, jadi total jarak yang ditempuh sekitar 437 km 😱.

Waktu masih kerja di Kabupaten Bulukumba dulu saya sudah biasa pulkam dengan menggunakan feri Bajoe menggunakan motor maupun dengan naik mobil angkutan umum sambung-sambung antar kabupaten, tapi yah itu sudah 10 tahun lalu jadi saya sudah lupa bagaimana tata cara menyeberangnya, harus urus apa dulu.

Dan juga jalur Bulukumba ke Bone itu jalannya bagus, lebar dan kebanyakan lurus, sementara dari Makassar ke Bone kan mesti lewar jalur Camba Maros yang mengerikan itu, saya belum berpengalaman, memang sudah beberapa kali saya ke Bone melewati jalur Camba, tapi ya itu saya tidak pernah nyetir sendiri karena naik angkutan umum atau naik mobil pribadi tapi temanku yang nyetir.

Tapi ternyata guys, Jalur Camba Maros sudah tidak seekstrim dulu lagi, pembangunan jalan layang berhasil memangkas jalur kelok ular yang mengerikan itu, dan juga sudah banyak pelebaran jalan, itu sangat berpengaruh buat para sopir amatiran seperti saya, yeee! 💪😄.

Kenapa juga saya ingin pulang lewat jalur darat, karena selain hitung-hitungan biaya mudiknya sama dengan naik pesawat, saya juga pengen mengajak istri saya untuk melihat perjalanan lintas provinsi ini, kebetulan dia belum pernah melihat Kota Kolaka dan bagaimana kondisi jalanannya dari Kolaka ke Kendari. Jadi ya, ini merupakan pengalaman baru buat dia, kalau saya pengalaman barunya adalah menaklukkan jalur Camba Maros 😂. haha beraninya ketika Jalur Camba sudah K.O oleh jalan layang dan pelebaran jalan 😂.

Oh ya guys, jadi sebelum menyeberangkan kendaraan, kalian mesti urus surat jalan dulu di Kantor Polisi yang ada di sekitar pelabuhan, bayarnya cuma Rp.20 ribu, dan untuk harga tiketnya kalau motor Rp.300 ribu dan untuk mobil mini bus Rp.1.572 ribu.

Di kapal juga masih terjadi praktek jual beli kasur matras dengan harga Rp.50 ribu per orang, yang kalau kalian cerdik bisa kalian tawar jadi Rp.70 ribu untuk berdua.
Tapi yah mau diapa, kan nggak mahal-mahal amat, yang penting menurut saya, pada saat di kapal inilah kesempatanku untuk recovery stamina karena mau nyetir lagi setibanya di Kolaka, kalau ada sopir cadangan sih, ya enak-enak aja.

Jadwal kapal ada 3 kali sehari yaitu jam 2 siang, jam 5 dan terakhir jam 7 malam.
Kata petugas pelabuhan, kalau arus mudik, di pelabuhan Bajoe itu gak terlalu ramai, yang lebih ramai yang dari Kolaka ke Bajoenya, dan jika arus balik maka yang terjadi sebaliknya, artinya lebih banyak orang Sulawesi Selatan yang merantau di Sulawesi Tenggara.

Akhirnya kami tiba di Kolaka masih malam, jadi kami sahur dulu di Kolaka, shalat subuh dan kemudian lanjut ke Kendari.
Akhirnya kami tiba di rumah sekitar jam 9.30 am.
Capek, istirahat dulu, mau tidur haha 😄.

No comments:

Post a Comment