Ini merupakan teror kedua kalinya yang terjadi ni negara tersebut dalam tempo satu tahun ini.
Sebelumnya terjadi pada 07 Januari 2015 saat 2 orang yang mengaku anggota Al-Qaeda menembak mati 12 orang para petinggi dan karyawan majalah Charlie Hebdo.
Serangan kedua dilakukan di 6 tempat berbeda dan sampai tadi malam, dikabarkan korban tewas pada serangan kedua ini mencapai 140 orang.
Dunia pun berduka.
Banyak lampu-lampu atau di land mark negara-negara di dunia berhiaskan bendera Prancis.
Di media sosialpun ramai dengan tulisan atau ajakan “Pray for Paris”.
Saya senang karena dunia memperhatikan ini.
Artinya tidak boleh ada seorangpun yang berhak untuk menghilangkan nyawa seseorang.
Teror ataupun pembunuhan manusia tidak boleh ada di muka bumi ini.
Namun saya juga merasa sedih karena tragedi ini begitu menjadi perhatian dunia sementara tragedi pembantaian manusia yang terjadi tiap hari dan dengan jumlah korban yang sudah tak terhitung lagi di Gaza Palestina, Bosnia, Myanmar, Suriah, Afganistan dan yang lainnya, mereka selalu diam menutup mata dan mulut.
Memang tidak pantas membandingkan tentang tragedi kemanusiaan yang satu dengan yang lainnya.
Membandingkan jumlah korban yang satu dan yang lainnya.
Bagaimanapun juga, yang mati itu adalah seorang manusia dan menghilangkan nyawa seseorang itu tidak benar sama sekali.
Saya ingin dunia memperhatikan tragedi kemanusiaan tersebut!
Jangan hanya berdo’a dan mengutuk, tapi tolong lakukan tindakan yang nyata!
Desak para pelaku untuk menghentikan teror, agresi dan pembantaian etnis yang mereka lakukan!
Dalang teror Paris masih diduga-duga.
Semua bereaksi cepat atas teror tersebut.
Pelakunya diduga kelompok ISIS.
ISIS? Siapa itu ISIS?
Organisasi pengecut ini tidak jelas, apakah mereka memang memperjuangkan Islam ataukah mereka hanya organisasi bentukan Amerika yang bertujuan mengadu domba dan tujuan akhirnya adalah menghilangkan negara Islam?
Sementara pembantaian umat muslim di berbagai negara yang sudah jelas-jelas pelakunya siapa, sampai sekarang negara-negara yang ngakunya penegak HAM tersebut hanya diam saja dan tidak melakukan tindakan apa-apa.
Para pelaku masih duduk tenang dan bisa melakukan apa saja terhadap target-target mereka.
Mereka hanya mengirim bantuan dan relawan ke para korban seolah-olah memperhatikan hal tersebut.
Ini sama saja luka sobek 7 cm di kaki namun hanya dilap darahnya tapi tidak dijahit lukanya.
Jahit lukanya, bukan lap darahnya!
Hentikan pelakunya bukan obati korbannya!
Apakah negara-negara penguasa dunia tersebut hanya diam karena yang dibantai adalah para Muslim?
No comments:
Post a Comment