3 atau 4 tahun lalu saya baru mengetahui ada objek
wisata yang indah di Maros.
Namanya Rammang-Rammang. Tempatnya kayak pedesaan yang
asri begitu.
Saya tertarik pengen ke sana karena di sana kita bisa
naik perahu menyusuri sungai dan itu mengingatkan saya akan masa kecilku dan
almarhum kakkekku.
Gila ya, baru pada tahun ini semua itu kesampaian,
padahal kami di Makassar lho, Cuma beberapa kilo aja ke Maros.
Malah kami keduluan oleh Pak Sandi, yang baru 4 bulan
hidup di Makassar.
Kami pergi berempat, saya dan istri serta Mas Devi dan
Pak Sandi.
Sebenarnya 2 orang terakhir ini kalau akhir pekan
hidupnya gak di sini, tapi berhubung mereka nggak pulang ke pulau Jawa, ya
tercetuslah ide untuk jalan bareng di Rammang-Rammang ini. Saya juga lebih
senang kalau jalan rame-rame seperti ini.
Apa ya yang mesti saya bilang? Indah sih, tapi
fasilitasnya masih kurang sih menurut saya, terutama toilet, dan juga
pertunjukan atau hiburan dari masyarakat sekitar.
Kita di sini hanya naik perahu, menikmati alam dan makan
kelapa doank. Kan lebih seru kalau ada pertunjukan budaya atau pameran apa kek
dari masyarakat.
Kami sempat bertemu dengan bule Jerman yang semalam
habis nginap di area Rammang-Rammang ini, tapi bukan di tempat penginapannya
ya, tapi di tempat jualan yang nggak bertembok, jadi mereka cuma pakai kelambu
aja saat malam.
Bayangkan guys, si bule aja yang biasa pakai bikini di
pantai, merasa risih dengan toilet yang ada di Rammang-Rammang ini. Apalagi
kita kan?
Dia bilang seandainya fasilitas lebih bagus, para bule
pasti akan balik lagi ke sini.
So guys, ini masukan juga nih buat kita.
Memang sih katanya Rammang-Rammang ini gak dipegang
pemerintah, tapi paguyuban masyarakat di sana doank, jadi pemeliharaan dan
pembangunan fasilitas murni swadaya dari masyarakat dan juga dari hasil tiket
masuk ke sini.
Yah, saya bahagia bisa liburan bersama, ini pasti jadi
kenangan di masa depan.
No comments:
Post a Comment