Monday, October 7, 2019

Wajah Baru Kapal Pelni - Perjalanan Dari Makassar Ke Bau-Bau


Setelah 4 tahun akhirnya kami melakukan perjalanan lagi dengan Kapal Pelni.
Kala itu, pelabuhan Makassar sudah berubah lebih modern, tidak bau pessing lagi, tapi pelayanan kapal yang masih berlum reformasi.

Hari ini kami akan melakukan perjalanan ke Bau-Bau dan setelah itu lanjut ke Wanci Wakatobi untuk menghadiri pernikahan kakak.

Saya lihat telah terjadi perubahan dengan pelayanan Kapal Pelni.
Mulai dari tiket yang lebih sederhana, tiketnya di scan kayak di bandara, kemudian di dalam tiket itu telah tertera nomor tempat tidur kita.

Awalnya saya tidak percaya, "ah jangan-jangan hoax nih?"
Tapi ternyata emang benar, semua penumpang bakal dapat tempat tidur, tidak ada lagi jual beli kasur, kecuali kamu tidak puas dan pengen bertransaksi dengan ABK kapal.

Tidak ada lagi manusia berserakan di lorong-lorong kapal dan di bawah tangga yang membuatmu sulit berjalan.
Dengan demikian kamu tidak perlu lagi berlomba dengan orang lain masuk kapal dan mecari tempat.
Kalau dulu hukum rimba berlaku, siapa cepat dan siapa yang kuat, dia bakal dapat tempat, yang lain tersingkir dan tidur di jalan.
Bahkan dengar-dengar juga, nanti bakal diberlakukan bawaan penumpang maksimal 50 kg.

Saya rasa naik kapal sekarang sudah enak kok, asal barang bawaanmu jangan banyak-banyak kayak kami 😂.
Bisa aja sih, asal kamu banyak uang untuk sewa buruh kapal ngangkatin barangmu.
Bukan asal banyak uang sih, karena punya uang juga kalau gak ikhlas, ya gak bakalan sewa buruh.
Oh ya, kapalnya juga lebih on time, tapi gak tahu juga ya apa mungkin karena sekarang cuaca lagi baik aja gitu.

Jadi itu dia yang bisa saya lihat dari perjalanan kali ini.
Pelayanan di Kapal Pelni benar-benar berubah.

Jadi kami naik Kapal Lambelu.
Dari Makassar jadwalnya jam 7 malam dan jam 8 malam sudah berangkat meninggalkan pelabuhan Makassar, cukup on time kan?

Di tengah perjalanan, ada kabar mutasi yang membuat sedih dan juga gembira. Sedih karena teman-teman pindah ke kota lain, gembira karena nama saya tidak ada dalam daftar, artinya saya masih aman untuk satu tahun ke depan menjalani hidup di Makassar.
Yah itulah resiko pekerjaan ini,  kalau bukan ditinggalkan, maka saya yang akan meninggalkan.

Kami tiba di Bau-Bau, keesokan harinya jam 11 siang.

No comments:

Post a Comment