Setelah 4 tahun berselang akhirnya saya ke Kamaru lagi.
Kamaru adalah desa di Kecamatan Lasalimu yang jaraknya 90 km dari Kota
Bau-Bau.
Dulu waktu semasa kecil, saya seriing menghabiskan waktu liburan di
sana. Bermain di Kebun dan menyusuri sungai bersama almarhum kakek.
Dulu ke Kamaru terasa lama banget, karena ditempuh dalam waktu 5 jam
karena jalannya jelek dan sampit, tapi sejak tahun 2010an ke atas, jalannannya
sudah bagus dan bisa ditempuh paling lama 3 jam.
Kali ini kami ke sana karena mau berangkat ke Wanci Wakatobi untuk membantu
persiapan pernikahan kakak kami yang atas skenario Allah berjodoh dengan orang sana.
Sebenarnya ada kapal dari Bau-Bau ke Wanci tapi karena jadwalnya tidak
tiap hari dan berangkat pada jam 11 malam, maka kami memilih untuk ke Kamaru
karena di sana jadwal kapal feri dua kali sehari.
Harga tiket juga murah, untuk orang dewasa hanya 53 ribu rupiah.
Dengan adanya pelabuhan kapal
feri ini, Kamaru jadi lebih hidup, karena menjadi tempat tujuan orang walaupun cuma
lewat sebentar, tapi saya yakin pelabuhan ini memberi dampak positif buat
perekonomian di Kamaru.
Hwaw ini menjadi pertamakalinya buatku ke Wakatobi.
Saya malu karena sebagai orang Sulawesi Tenggara, apalagi sebagai
orang Buton, karena dulu Wakatobi masih menjadi bagian dari Kabupaten Buton, saya
baru pertamakali menginjakkan kaki di Wakatobi, nanti sudah umur 30an baru ke
Wakatobi, padahal masih se Provinsi.
Saya bersyukur untuk pengalaman baru ini.
Saya bersyukur menjadi orang Indonesia yang luas, indah dengan beragam
budayanya.
Setelah 3,5 jam naik kapal feri, akhirnya kami tiba di pelabuhan Wanci
Wakatobi.
No comments:
Post a Comment