Tuesday, February 7, 2017

Sejarah Warna Favoritku

Sekarang saya mau omongin sejarah warna favoritku.
Ngomong-ngomong tentang warna favorit, waktu kecil dulu saya sempat bingung menentukan warna favoritku, apakah biru atau hijau.
Saya suka warna biru yang teduh dan bisa masuk ke mana saja, tapi saya juga suka hutan, rumput dan pantai yang berwarna hijau, indah!
Saya juga sempat tergoda dengan warna orens karena jersey Belanda di Piala Dunia 1998.

Tibalah di saat SMP, saat itu saya mentapkan bahwa warna favoritku adalah hijau.
Di kelas 3 SMP saya semakin mencintai warna hijau karena waktu itu ada guru laki-laki yang menurutku agak ganteng, mengajar kesenian dan selalu mengenakan baju warna hijau dan punya barang-barang serba hijau dan kemudian suatu hari dia bilang ke kami alasannya, dia suka warna hijau!

Saat di kelas 2 SMA, kembali lagi saya berjumpa dengan seorang guru laki-laki yang menggemari warna hijau dan selalu mengenakan pakaian warna hijau, dia juga termasuk ganteng menurutku, dia mengajar mata pelajaran sejarah.

Saat SMA ini, saya sempat terganggu dengan bayangan warna orens, sudah sejak lama saya memang mengagumi nama-nama belanda yang ada "van-van" nya karena menurutku itu unik, apalagi saat itu ada seorang wanita teman sekelasku yang tidak punya campuran Belanda malah punya nama "van" yang menurut sejarahnya, bapaknya fans timnas Belanda dan kebetulan si anaknya pada akhirnya juga menggilai warna orens. Temanku itu punya panggilan, Yayan Orens!

Selesai kuliah dan bekerja, saya agak sedikit goyah, apakah saya akan terus memilih warna hijau sebagai favorit atau biru, karena saya lihat fotoku, bila mengenakan baju biru saya terlihat lebih menyala dan cocok, dan saya juga bingung, masa saya sebagai fans Inter Milan yang punya warna kebesaran biru malah suka warna hijau?

Yang bikin saya goyah juga karena saya melihat jersey Inter yang berpadu dengan warna kuning atau emas sangat indah, pokoknya saya merasa biru bisa lebih masuk ke mana saja, beda dengan hijau.
Ditambah lagi, sejak dulu saya tidak suka jersey Persebaya yang terkesan monoton, dan saya juga ndak suka dengan kelakuan oknum bonek yang sering membuat rusuh.
Karena kebingungan itu, saya pernah punya cita-cita, bila punya rumah nanti, satu kamar akan saya cat warna hijau dan satunya warna biru.

Jersey Inter Milan centenary musim 2008-09 ini
yang membuatku melirik warna kuning

Saya juga terlihat cocok bila memakai warna hijau tai kuda, kuning dan cokelat, pokoknya bajuku di dominasi dengan warna itu, tapi untuk menyukai warna cokelat rasanya tidak, karena saya menyukai cokelat hanya sebatas kecocokan dengan warna kulitku.
Kuning? saya masih sedikit mempertimbangkannya karena saat itu menurutku kuning terlalu lembut dan lebih identik dengan wanita.
Saya juga sempat mencoba memakai warna orens, walaupun mirip-mirip dengan kuning tapi ternyata orens tidak cocok dengan kulitku dan akhirnya hanya sebatas menyukai, kalau istilahnya sih, tidak semua yang terlihat baik itu baik untuk kita.

Saat saya menikah, istriku mengoleksi karakter kartun Keropi yang berwarna hijau, jadi deh rumah dipenuhi warna hijau.
Mungkin karena jadi sering bertemu warna hijau, saya jadi makin bosan dan disitulah saya berpikir untuk mengubah warna favorit.
Akhirnya mungkin sejak sekitar 4 tahun lalu, saya memantapkan hati untuk memilih biru sebagai warna favorit, sejalan dengan warna kebesaran klub favoritku sejak kecil, Inter Milan.

Untuk warna kedua, awalnya saya hampir memilih warna putih seperti kakakku, karena saya lihat barang-barang miliknya itu manis-manis kayak cewek, dan juga sering melihat Real Madrid di tv, saya sempat berpikir "indah juga ya warna putih, klasik, manis dan bersih!".
Tapi lama kelamaan saya juga jadi sering melihat warna kuning, dan memang sejak dulu saya melihat warna kuning cocok dengan kulitku, karena akan membuat kulitku cerah, dan akhirnya jadilah kuning sebagai warna favorit keduaku, lagian dia juga sejalan dengan warna kebesaran Inter Milan, Inter kan punya warna dasar biru hitam dan kuning.

Mengenai hijau, ke mana dia hijau?
Bukannya tidak suka, tapi sudah ada istriku yang mewakili, biarlah dia jadi pengumpul warna hijau.
Dan juga karena saking seringnya melihat warna hijau, membuatku bosan.
Tapi saya tetap mengagumi hutan, rumput dan terlebih lagi pantai berwarna hijau yang terlihat dari kejauhan, seperti Pantai Nirwana di Bau-Bau, indah!

tetap mengagumi Pantai Nirwana yang berwarna hijau!

Itu ceritaku, kalau kamu bagaimana?

No comments:

Post a Comment