Hari
ini kami liburan bersama dengan teman dari Makassar. Kebetulan dia lagi tugas
luar ke Bau-Bau dan ngajak istrinya, jadilah saya sebagai Tuan Rumah yang baik
mengajak mereka melihat keindahan Kota Bau-Bau ini, haha. 😄
Kami
awali dengan liburan ke Pantai Nirwana, ya habis mau ke mana lagi ya kan.
Saya
lihat ada yang baru deh di Pantai Nirwana yaitu penyewaan perahu, jadi kalau
mau ala-ala nelayan, kamu bisa sewa perahu itu dengan harga 30 ribu, dan
gunakan sepuasmu.
Di
saat lagi asik-asiknya makan, tba-tiba mamaku bercerita tentang masa kecilnya
yang pergi ke Pantai di Batauga. Kalau sekarang, Batauga itu sudah menjadi ibu
kota Kabupaten Buton Selatan. Katanya pantainya bagus dan batu-batu di sana
bagus, jadi waktu itu katanya dia ngumpulin batu-batu di situ dan bawa pulang
ke rumah.
Tapi
saya bilang, mungkin saja pantainya itu sudah hancur oleh PKI, berhubung dia ke
sana saat masih SD, haha. 😄
Tapi
ya okelah, untuk memuaskan nostalgianya akhirnya saya antar ke sana, tapi
pantai manakah yang dimaksud? Mamaku sendiri lupa nama pantai itu apa, katanya
nggak ada namanya, pokoknya pantai di pinggir jalan.
Akhirnya
kami browsing-browsing dan menemukan pantai yang tedekat, yaitu Pantai Jodoh,
jaraknya 25 km dari Pantai Nirwana. Ya berhubung selain saya dan Mamaku belum
pernah ke Batauga, jadi saya pikir ke sana aja, memperlihatkan hal baru kepada
mereka.
Setelah
di desa Bola, ada lorong kecil dan ada petunjuk arah Pantai Jodoh, tapi karena
melihat penampakannya hanya seperti lorong kecil, jadi kami pikir jalan di situ
adalah pintu lain menuju Pantai Jodoh, lagian Google Map juga bilang, Pantai
Jodoh masih 200 meter lagi.
Dan
akhirnya kami jalan terus, dan ternyata benar, ada jalan yang lebih luas dan
ada papan petunjuk Pantai Jodoh. Kami langsung belok ke situ, tapi setelah
berjalan sekitar 150 meter, jalannya menurun dan makin mengecil, dan kiri kanan
dan depan hanya pepohonan, saya tidak melihat ada jalan tembus ke pantai.
Akhirnya
saya stopkan mobil dan kami bertanya pada warga sekitar, katanya pintu masuk
Pantai Jodoh itu ada di lorong kecil tadi, sedangkan jalan yang ini adalah
jalan buntu dan jurang!
What
the hell? Kan kampret, disesatin Google Map, hampir aja jatuh ke jurang, hampir
aja terjadi KKN Desa Penari, disesatin oleh pandangan sendiri, haha. 😄
Okey,
jadi tibalah kami di Pantai Jodoh dan ternyata lorong kecil tadi itu hanya
depannya aja yang kecil, saat kita teruskan maka kita akan menemukan jalan ke
Pantai Jodoh yang bagus dan dibeton. Dan ternyata Pantai Jodoh tak seindah yang
dibayangkan, masih kotor dan tak terurus, mungkin pengunjung di sini sedikit,
jadi tidak ada biaya untuk meningkatkan fasilitas.
Saat
kami datang, tidak ada seorang pengunjungpun selain kami, hanya ada nelayan
yang mencari ikan dengan jaring di tepian pantai yang lagi surut. Ah, gak
papalah, yang penting sudah tahu aja pantainya kayak ini, lagian masuknya juga
gratis, saya tidak tahu bagaimana kalau hari libur, apakah rame dan masuknya
bayar?
Dan
ternyata mamaku lupa, apakah ini pantai yang dia kunjungi waktu kecil atau
bukan, haha. 😄
Lu
bayangin aja men, itu 55 tahun yang lalu!
Ya
mungkin aja, itu hanya pantai yang ada di pinggiran jalan, karena memang sepanjang
menyusuri Batauga ini, kita melewati pinggiran laut.
Oke
itu, saja pengalaman pada hari ini, alhamdulillah semua bahagia, terima kasih
ya Allah atas kebersamaan ini. 😇
Untuk
pemerintah Batauga, tolong ya, tempat wisatanya diurus, dibagusin lagi
fasilitas dan kebersihannya, biar bisa ngangkat nama Batauga. 💪
No comments:
Post a Comment