Dalam satu tahun Prancis sudah 2 kali kena aksi
teror.
Yang pertama pada 07 Januari 2015 lalu saat 2 orang
yang mengaku anggota Al-Qaeda menyerang kantor majalah Charlie Hebdo dan
menembak mati 12 orang yang sedang rapat.
Yang kedua adalah serangan di 6 tempat berbeda pada
13 November 2015 lalu, yang telah diakui dilakukan oleh anggota kelompok ISIS.
Serangan terakhir ini kabarnya menewaskan 140
orang.
Saya setuju terhadap penyerangan kantor majalah
Charlie Hebdo karena orang-orang yang bekerja pada majalah itu sudah sangat
keterlaluan menghina umat Islam.
Saya setuju orang-orang tersebut dilenyapkan saja
dari muka bumi.
Kita tidak pernah menghina atau bermasalah dengan
mereka, lalu kenapa mereka begitu bebas terus-terusan dan terang-terangan
menghina junjungan kita, Rasulullah Muhammad SAW?
Memang harus ada yang bertindak untuk menghentikan
mereka ketika hukum di negara tersebut hanya membiarkan saja penghinaan
terhadap junjungan kita.
Dari peristiwa teror pertama tersebut ternyata
masih banyak juga yang berduka di negara tersebut.
Wajar, karena belasungkawa terhadap warganya yang
mati.
Untuk peristiwa teror yang kedua, saya masih ragu-ragu untuk setuju atau tidak setuju.
Saya tidak setuju karena aksi tersebut menewaskan
warga sipil yang tidak berdosa dan sedang menikmati hiburan malam di kota
Paris.
Saya setuju karena mungkin inilah reaksi dari kemuakan
terhadap Perancis dan teman-teman sekutunya yang selalu teriak tentang
penegakan HAM tapi hanya diam saat pembantaian terhadap kaum Muslimin di Timur
Tengah.
![]() |
malam teror di kota Paris pada 13 November 2015 |
Dan yang membuat saya juga ragu adalah karena yang
melakukan aksi teror baru-baru ini adalah kelompok ISIS.
Saya ragu karena saya tidak yakin bahwa gerakan
ISIS ini memang murni gerakan kaum Muslimin.
Ada dalam benak saya mengira bahwa kelompok ini
adalah bentukan Amerika yang dibuat untuk mengacaukan dunia, mengadu domba dan
terutama melenyapkan kaum Muslim itu sendiri.
No comments:
Post a Comment