Cara Render Video Dengan Kualitas Yang Bagus Di Sony Vegas Pro 10

Hari ini saya mau bagi tips buat teman-teman yang hobi editing video.

Dan kali ini untuk aplikasi editingnya kita gunakan Sony Vegas Pro 10.

Kenapa Sony Vegas Pro 10? Ya karena hanya itu aplikasi yang saya punya.

Mungkin ada teman-teman yang merasa vegas pro tidak bisa merender proyek yang telah kita buat degan kualitas yang baik.

Bisa sih, dengan cara dinaikkan bitratenya setinggi-tingginya tapi konsekuensinya hasil filenya jadi kelewat besar.

Atau mungkin ada juga yang memilih merender dengan tipe Video for Windows (avi) dan default template (uncompressed)?

Dengan template uncompressed membuat gambar film kita jadi sangat sempurna karena proyek kita tidak dikompres sama sekali.

Tapi lihat size-nya, film yang kita buat bisa jadi 10 GB atau bahkan 20 GB lebih.

Di sini saya akan memandu teman-teman bagaimana caranya agar proyek video kita bisa dirender dan menghasilkan file keluaran yang sangat baik dengan size yang masih terhitung wajar.

1.       Kita buat rancangan proyek kita dengan mengklik project properties

Pilih template: HDV 720-30p (1280x720)

Isi pixel aspect ratio: 1,0000 (square)

Frame rate: 29,970 (NTSC) atau ikuti frame rate video mentah kita

Pixel format: 8-bit

Compositing gamma: 2,222 (video)

Full Resolution rendering quality: Good

Motion blur type: Gaussian

Deinterlace method: None

Centang, adjust source media to better match project or render settings

Pengaturan project properties

   

2.       Bila proyek video telah selesai maka saatnya kita render

Pilh save as type: Main Concept AVC/AAC (*mp4)

Kemudian templatenya kita pilih custom untuk penyesuain seperlunya

Ingat frame size isikan dengan 1280x720.

Frame rate: 29,970 (NTSC)

Field order: none (progressive scan)

Pixel aspect ratio: 1,0000

Pilih Variable bit rate

Isikan maximum (bps): 10.000.000

Isi Average (bps): 5.000.000

Pilih main concept AVC/AAC (*mp4)

Custom template untuk render

3.       Klik oke dan save proyek kita.

Usahakan ya, agar project propertiesnya sama dengan custom rendernya.

Contohnya frame rate dan pixel aspect ratio-nya harus sama saat di project properties dan saat custom rendernya.

Kenapa kita memilih average bit rate dan bukan constant bit rate?

Constant bit rate membuat film kita mempunyai bit rate yang tetap, tidak perduli gambarnya terang atau gelap, hal ini berdampak pada file keluaran yang lebih besar.

Dengan variable bit rate maka aplikasi akan menyesuaikan bit rate-nya.

Maximum bit rate berarti film kita tidak akan melebihi 10 Mbps.

Average bit rate artinya bahwa film kita akan dibuat dengan rata-rata 10 Mbps.

Jadi film kita tuh, akan bermain di sekitaran 10 Mbps saja, tidak kurang, tidak lebih.

Dengan pengaturan demikian maka film kita akan berkualitas sangat bagus dan dengan size yang lebih wajar.

Proyek saya 13 menit dengan pengaturan demikian, size nya menjadi 938 MB.

Bila kita merasa film kita size-nya masih terlalu besar, maka teman-teman dapat menurunkan maximum bit rate dan average bit rate-nya.

Nah, sekian dulu tips dari saya semoga dapat memberikan manfaat buat teman-teman sekalian.