Showing posts with label Inter Milan. Show all posts
Showing posts with label Inter Milan. Show all posts

Saturday, July 16, 2016

Bertemu Teman Angkatan di Acara Ulang Tahun Komunitas Interisti Regional Kendari

Dari seminggu lalu waktu saya masih di Bau-Bau, temanku sudah ngajakin untuk datang ke acaranya, yaitu Acara Ulang Tahun yang ke-5 Komunitas Interisti Regional Kendari
Dia salah satu panitianya dan juga merupakan member yang aktif di Komunitas Interisti Kendari.
Saya menyanggupi untuk hadir bila sudah balik lagi ke Kendari.

Pertimbanganku untuk hadir adalah saya pengen tahu komunitas fans klub bola luar itu ngapain aja sih? Untuk apa kita di sini sibuk teriak-teriakkan klub luar yang tidak mengenal kita?
Untungnya apa dan bedanya apa dengan saya yang jadi fans Inter tapi tidak gabung di komunitas?
Kalau saya ndak gabung di komunitas berarti saya ini fans liar dong? :D

Di Makassar saya juga punya teman yang gabung dengan Komunitas Interisti, tapi saya ndak nanya-nanya juga kegiatan mereka apa, padahal saya biasa diajakin gabung.

Penampakan setingan ruang acara dari atas

Setelah mikir-mikir, akhirnya saya berniat datang.
Saya juga pengen ketemu dengan teman baikku sejak SMP ini.
Terakhir saya ketemu dia sekitar 8 tahun yang lalu.
Selama ini kita hanya komunikasi lewat FB.
Siapatahu ketemu juga teman-teman yang lain atau malah dapat teman baru.
Silaturrahim, itu yang terpenting.

Acara dimulai jam 08 malam di salah satu tempat perbelanjaan di Kendari.
Di sana saya bertemu beberapa teman seangkatan di SMA.
Bahkan ada yang saya sudah lupa namanya tapi masih ingat mukanya karena baru kali ini lagi bertemu sejak tamat SMA 12 tahun lalu.

Alumni SMANSA Kendari 2004 yang diacara Ultah Interisti Regional Kendari:
Saya, Kemal, Mail, Hadi, Risal Asri.

Interisti SMANSA 04: Kemal,Mail, Syawal, Hadi, Risal

Acara yang sederhana, kata sambutan dari beberapa pengurus di regional dan cabang, nonton video ucapan dari para Interisti se-Indonesia, pemotongan kue dan tumpeng dan diakhiri dengan makan bersama.
Sebenarnya acaranya sih singkat, ngobrol-ngobrolnya itu yang bikin lama. :D

Pemotongan kue oleh para pengurus

Pergi dijemput Risal.
Pulang diantar Kemal.
Susah memang pergerakanku di Kendari karena ndak punya kendaraan.
But, terimakasih untuk kalian teman-teman yang selalu baik sama saya, padahal kita sudah lama ndak ketemu, tapi saat ketemu, seolah-olah ndak terjadi apa-apa, tetap akrab seperti dulu. :D

Foto bersama para Interisti Kendari

Selesai acara saya tetap tidak bergabung jadi member Interisti regional manapun.
Saya tetap jadi fans setia individualis non komunitas. :D
Mungkin lain kali saja bila sudah tertarik dan ada waktu luang.
Entah itu gabung di Regional Makassar atau mungkin nanti sudah balik ke Kendari atau malah sudah pindah di kota lain. :D
Harapanku sih, saya masih stay di Makassar minimal 5 tahun lagi.
Masih enjoy Makassar soalnya. :D

Bagiku, jadi fans tim yang sama itu hal yang kedua.
Yang penting adalah saya senang bertemu lagi dengan kalian.
Semoga kita bisa berkumpul lagi dalam keadaan sehat dan bahagia.

Wednesday, February 5, 2014

Awal mula suka Inter Milan

Awal mula aku suka Inter Milan bermula pada saat 16 tahun yang lalu, Liga Italia musim kompetisi 1997/98, tepatnya tanggal 22 Februari 1998, waktu itu RCTI yang menyiarkan liga Italia.
Beruntung juga sih Kota Kendari pada saat itu karena akhirnya masyarakat yang tidak mempunyai parabola seperti keluargaku bisa menikmati siaran Liga Italia ini. Waktu itu RCTI belum sampe setahun mengudara di Kota Kendari.

gol pertama dari Diego Fuser ke gawang Inter Milan (22.02.98)

Lewat TV bekas berlayar cembung 14 inchi aku menonton Liga Italia pertamakalinya walaupun pada saat itu aku gak ngerti apa itu liga, apa itu piala Italia, apa itu Piala Super, apa itu Lazio, apa itu Inter, apakah Inter dan AC Milan itu sama atau beda, pokoknya waktu itu aku hanya asal nonton saja.

Pada saat itu Inter Milan bertandang ke stadion Olimpico Roma kandang Lazio.
Lazio tampil berjaya dengan mengahancurkan Inter Milan 3 gol tanpa balas.
Yang paling aku ingat pada saat itu adalah Diego Fuser mencetak salah satu gol, aku tidak akan pernah lupa nama itu!

Pada awal aku menonton, aku tidak mendukung siapa-siapa karena memang aku tidak tau tentang bola.
Aku hanya tau beberapa nama pemain bola karena memang pada saat itu aku masih gemar membaca koran, tapi kalau disuruh tunjuk yang mana orangnya, aku tidak tau.
Setelah melihat Inter dibantai habis begitu, aku jadi kasihan sama Inter yang susah payah mencoba membalas tapi tidak sanggup mencetak 1 gol pun.

Gw kasihan sama Inter, ya.. itulah awal mula aku suka Inter Milan.
Hanya bermula dari rasa kasihan berlanjut menjadi Internisti selama bertahun-tahun.

Liga Italia 1997/1998
Pekan ke 22
Tanggal 22 Februari 1998

Lazio vs Inter Milan 3-0

Susunan Pemain :

Lazio : Marchegiani, Negro, Nesta, G.Lopez, Favalli, Fuser (86' Rambaudi), Venturin, Jugovic, Nedved, Boksic (67' Casiraghi), R.Mancini (75' Gottardi).
Cadangan: Ballotta, Grandoni, Marcolin.
Pelatih: Sven Goran Eriksson.

Inter Milan : Pagliuca, Fresi, Colonnese, Bergomi, Moriero, Zanetti, Paulo Sousa, Cauet (59' Zé Elias), Milanese, Ronaldo, Djorkaeff (54' Kanu)
Cadangan: Mazzantini, Sartor, Galante, West, Rivas.
Pelatih: Luigi Simoni.

Wasit: Pierluigi Collina.

Gol: 25' Diego Fuser, 28' Alen Boksic, 84' Pierluigi Casiraghi.

Penonton: 65.000

Aku Internisti Sejati

Aku dan Inter

Aku Internisti sejati.
Aku boleh mengatakan begitu karena aku tidak seperti fans-fans karbitan lainnya yang banyak bermunculan beberapa tahun terakhir ini seperti fans dari Chelsea, Barcelona, Malaga pada tahun lalu atau yang paling anyar dalam beberapa tahun terakhir ini adalah Manchester City dan PSG. Oh ya, musim ini juga bermunculan fans AS Monaco klub yang baru promosi lagi ke Divisi 1 Liga Perancis namun kaya dan berhasil memboyong dengan mahal salah satu pemain terbaik di dunia saat ini yaitu Radamel Falcao.

Aku menjadi pendukung Inter Milan sejak 22 Februari 1998 atau sekitar 16 tahun yang lalu.
Pasang surut prestasi Inter aku lalui dengan setia.
Tidak peduli musim buruk, stok pemain jelek dan harus menanti selama 12 tahun untuk melihat tim kebanggaanku mengangkat trofi Liga Champions Eropa pada tahun 2010 lalu.

Tidak seperti fans sekarang, suka sebuah tim karena kaya dan berhasil membeli pemain-pemain anyar dengan harga gila-gilaan.
Namun dimanakah fans tersebut pada saat tim tersebut jatuh miskin lagi ketika ditinggal sang pemilik?
Contohnya adalah fans Malaga yang bermunculan pada 2 musim lalu karena pada saat itu Malaga dimiliki oleh pengusaha kaya dan berhasil membeli pemain-pemain terbaik seperti Joaquin Sanchez, Ruud van Nistelrooy, Julio Baptista, Martin Demichelis, Roque Santa Cruz, Jeremy Toulalan dan masih banyak lagi pemain lainnya.
Pada musim-musim sebelumnya Malaga hanya sebuah klub papan bawah yang bolak-balik dari Segunda Division ke Primera Division Liga Spanyol. Tidak pernah aku melihat ada yang menyatakan diri sebagai fans Malaga.
Tapi sejak saat menjadi kaya, fans pun bermunculan.

Hanya berselang 2 musim dan tidak berhasil menggeser dominasi Barcelona dan Real  Madrid serta ditinggal sang pemilik, Malaga kembali menjadi tim yang tidak dianggap lagi. Kembali miskin dan ditinggal pemain-pemain mahalnya.
Para fans-pun beralih mendukung klub mapan lainnya.

Ada lagi jenis fans lainnya yaitu tidak jelas apakah dia memang cinta klub itu atau dia hanya mencintai pemain di klub itu.
Contohnya gini. Waktu Cristiano Ronaldo main di MU, orang ini ngedukung MU.
Waktu Cristiano Ronaldo pindah ke Real Madrid, dia pun akhirnya menjadi pendukung Real Madrid. Mana loyalitasmu bung ?!
Fans ginian perlu dipertanyakan apakah dia suka klub-nya ataukah hanya suka pemainnya.

Kecintaanku pada Inter Milan bermula hanya dari rasa kasihan melihat Inter dibantai Lazio 3-0 pada musim 1997/98 lalu.
Pada saat itu Aku tidak tau Inter klub besar atau  kecil, siapa itu Ronaldo, Djorkaeff, Ivan Zamorano dan Javier Zanetti. Rasaku muncul begitu saja dan sejak saat itu aku terus menjadi pendukung Inter Milan.

Beberapa bulan kemudian aku baru tau ternyata aku mendukung salah satu klub besar di Italia dan baru tau kalau Ronaldo adalah pemain yang paling populer pada saat itu. Kecintaan pada Inter makin bertambah.

Menjadi Runner-up di musim 1997/98 di bawah Juventus, pada musim 1998/99 di saat Ronaldo cedera dan tidak kunjung mendapatkan penampilan terbaiknya kembali dalam beberapa musim kedepan, prestasi Inter-pun menurun terutama pada musim 1998/99, pada saat itu pendukung Inter selalu dibuat malu dengan penampilan Inter yang sangat buruk.

Berlanjut dengan beberapa kali Inter Milan gagal meraih Scudetto karena dicurangi Juventus dan AC Milan yang biasa disebut dengan kasus Calciopolli.
Pada musim 2002/03 pemain yang paling aku suka dan salah satu penyedot terbesar perhatianku untuk selalu melihat partai sepakbola, Ronaldo Nazario da Lima pindah ke salah satu klub yang aku benci, Real Madrid tidak membuat aku beralih ke Madrid ataupun ke klub lain.

Sampai pada akhirnya penantian itu mulai berakhir dengan menjadi Scudetto pada tahun 2006 walau tanpa kebanggaan karena merupakan hibah dari Juventus yang didegradasi ke Serie-B karena kasus Calciopolli yang sudah beberapa kali dilakukannya.
Tahun 2007 saat menjadi Scudetto lagi banyak orang tidak menaruh simpati dikarenakan Juventus lawan berat Inter sesungguhnya sedang beramin di Serie-B.
Tahun 2008 Juventus kembali ke Serie-A dan Inter akhirnya bisa membuktikan bisa mengungguli Juventus dengan jadi juara sampai pada tahun 2010 atau total 5 tahun berturut-turut.
Puncaknya pada tahun 2010 di saat Inter Milan menjadi juara Liga Champions Eropa.

Dendam sakit hatiku ke Juventus telah terbalas dan penantianku selama 12 tahun untuk melihat Inter menjuarai Liga Champions juga akhirnya berakhir, padahal beberapa tahun sebelumnya aku selalu bertanya dalam hati apa aku tidak mendukung klub yang salah ?, kapan aku bisa melihat Inter jadi juara liga atau juara liga Champions ? aku sudah mendukung dari kelas 6 SD, apakah nanti aku sudah tua baru aku bisa melihat Inter Juara atau bahkan tidak sama sekali ?

Beralih pada saat ini, fenomenalnya Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo dalam 7 tahun terakhir ini tidak membuat aku jadi pendukung Barcelona, Madrid atau MU.
Bermunculannya klub kaya macam Manchester City dan juga PSG yang berhasil menggaet mantan aktor utama Inter menjuarai liga berturut-turut beberapa tahun lalu Zlatan Ibrahimovic tidak membuat aku lantas jadi pendukung PSG.

Diego Forlan adalah nama besar terakhir di lini depan.
Sejak perginya Diego Forlan pada 2012, Inter hanya punya Diego Milito yang sudah menurun kehebatannya karena sudah menua dan sering cedera.
Tandemnya hanya ada Rodrigo Palacio yang menurutku termasuk pemain kelas menengah.
Selain itu Inter tidak punya nama-nama yang benar-benar besar di lini depan.

Tidak peduli, tidak peduli !

Aku hanya suka Internazionale Milan. Bukan pemainnya !