Aku boleh mengatakan begitu karena aku tidak seperti fans-fans
karbitan lainnya yang banyak bermunculan beberapa tahun terakhir ini seperti
fans dari Chelsea, Barcelona, Malaga pada tahun lalu atau yang paling anyar
dalam beberapa tahun terakhir ini adalah Manchester City dan PSG. Oh ya, musim
ini juga bermunculan fans AS Monaco klub yang baru promosi lagi ke Divisi 1
Liga Perancis namun kaya dan berhasil memboyong dengan mahal salah satu pemain
terbaik di dunia saat ini yaitu Radamel Falcao.
Aku menjadi pendukung Inter Milan sejak 22 Februari 1998 atau sekitar
16 tahun yang lalu.
Pasang surut prestasi Inter aku lalui dengan setia.
Tidak peduli musim buruk, stok pemain jelek dan harus menanti selama
12 tahun untuk melihat tim kebanggaanku mengangkat trofi Liga Champions Eropa
pada tahun 2010 lalu.
Tidak seperti fans sekarang, suka sebuah tim karena kaya dan berhasil
membeli pemain-pemain anyar dengan harga gila-gilaan.
Namun dimanakah fans tersebut pada saat tim tersebut jatuh miskin lagi
ketika ditinggal sang pemilik?
Contohnya adalah fans Malaga yang bermunculan pada 2 musim lalu karena
pada saat itu Malaga dimiliki oleh pengusaha kaya dan berhasil membeli
pemain-pemain terbaik seperti Joaquin Sanchez, Ruud van Nistelrooy, Julio
Baptista, Martin Demichelis, Roque Santa Cruz, Jeremy Toulalan dan masih banyak
lagi pemain lainnya.
Pada musim-musim sebelumnya Malaga hanya sebuah klub papan bawah yang
bolak-balik dari Segunda Division ke Primera Division Liga Spanyol. Tidak
pernah aku melihat ada yang menyatakan diri sebagai fans Malaga.
Tapi sejak saat menjadi kaya, fans pun bermunculan.
Hanya berselang 2 musim dan tidak berhasil menggeser dominasi
Barcelona dan Real Madrid serta
ditinggal sang pemilik, Malaga kembali menjadi tim yang tidak dianggap lagi.
Kembali miskin dan ditinggal pemain-pemain mahalnya.
Para fans-pun beralih mendukung klub mapan lainnya.
Ada lagi jenis fans lainnya yaitu tidak jelas apakah dia memang cinta
klub itu atau dia hanya mencintai pemain di klub itu.
Contohnya gini. Waktu Cristiano Ronaldo main di MU, orang ini
ngedukung MU.
Waktu Cristiano Ronaldo pindah ke Real Madrid, dia pun akhirnya
menjadi pendukung Real Madrid. Mana loyalitasmu bung ?!
Fans ginian perlu dipertanyakan apakah dia suka klub-nya ataukah hanya
suka pemainnya.
Kecintaanku pada Inter Milan bermula hanya dari rasa kasihan melihat
Inter dibantai Lazio 3-0 pada musim 1997/98 lalu.
Pada saat itu Aku tidak tau Inter klub besar atau kecil, siapa itu Ronaldo, Djorkaeff, Ivan
Zamorano dan Javier Zanetti. Rasaku muncul begitu saja dan sejak saat itu aku
terus menjadi pendukung Inter Milan.
Beberapa bulan kemudian aku baru tau ternyata aku mendukung salah satu
klub besar di Italia dan baru tau kalau Ronaldo adalah pemain yang paling
populer pada saat itu. Kecintaan pada Inter makin bertambah.
Menjadi Runner-up di musim 1997/98 di bawah Juventus, pada musim
1998/99 di saat Ronaldo cedera dan tidak kunjung mendapatkan penampilan
terbaiknya kembali dalam beberapa musim kedepan, prestasi Inter-pun menurun
terutama pada musim 1998/99, pada saat itu pendukung Inter selalu dibuat malu dengan
penampilan Inter yang sangat buruk.
Berlanjut dengan beberapa kali Inter Milan gagal meraih Scudetto
karena dicurangi Juventus dan AC Milan yang biasa disebut dengan kasus
Calciopolli.
Pada musim 2002/03 pemain yang paling aku suka dan salah satu penyedot
terbesar perhatianku untuk selalu melihat partai sepakbola, Ronaldo Nazario da
Lima pindah ke salah satu klub yang aku benci, Real Madrid tidak membuat aku
beralih ke Madrid ataupun ke klub lain.
Sampai pada akhirnya penantian itu mulai berakhir dengan menjadi
Scudetto pada tahun 2006 walau tanpa kebanggaan karena merupakan hibah dari
Juventus yang didegradasi ke Serie-B karena kasus Calciopolli yang sudah
beberapa kali dilakukannya.
Tahun 2007 saat menjadi Scudetto lagi banyak orang tidak menaruh simpati
dikarenakan Juventus lawan berat Inter sesungguhnya sedang beramin di Serie-B.
Tahun 2008 Juventus kembali ke Serie-A dan Inter akhirnya bisa
membuktikan bisa mengungguli Juventus dengan jadi juara sampai pada tahun 2010
atau total 5 tahun berturut-turut.
Puncaknya pada tahun 2010 di saat Inter Milan menjadi juara Liga
Champions Eropa.
Dendam sakit hatiku ke Juventus telah terbalas dan penantianku selama
12 tahun untuk melihat Inter menjuarai Liga Champions juga akhirnya berakhir,
padahal beberapa tahun sebelumnya aku selalu bertanya dalam hati apa aku tidak
mendukung klub yang salah ?, kapan aku bisa melihat Inter jadi juara liga atau
juara liga Champions ? aku sudah mendukung dari kelas 6 SD, apakah nanti aku
sudah tua baru aku bisa melihat Inter Juara atau bahkan tidak sama sekali ?
Beralih pada saat ini, fenomenalnya Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo
dalam 7 tahun terakhir ini tidak membuat aku jadi pendukung Barcelona, Madrid
atau MU.
Bermunculannya klub kaya macam Manchester City dan juga PSG yang
berhasil menggaet mantan aktor utama Inter menjuarai liga berturut-turut
beberapa tahun lalu Zlatan Ibrahimovic tidak membuat aku lantas jadi pendukung
PSG.
Diego Forlan adalah nama besar terakhir di lini depan.
Sejak perginya Diego Forlan pada 2012, Inter hanya punya Diego Milito
yang sudah menurun kehebatannya karena sudah menua dan sering cedera.
Tandemnya hanya ada Rodrigo Palacio yang menurutku termasuk pemain
kelas menengah.
Selain itu Inter tidak punya nama-nama yang benar-benar besar di lini
depan.
Tidak peduli, tidak peduli !
Aku hanya suka Internazionale Milan. Bukan pemainnya !
No comments:
Post a Comment