Wednesday, February 5, 2014

Aku Internisti Sejati

Aku dan Inter

Aku Internisti sejati.
Aku boleh mengatakan begitu karena aku tidak seperti fans-fans karbitan lainnya yang banyak bermunculan beberapa tahun terakhir ini seperti fans dari Chelsea, Barcelona, Malaga pada tahun lalu atau yang paling anyar dalam beberapa tahun terakhir ini adalah Manchester City dan PSG. Oh ya, musim ini juga bermunculan fans AS Monaco klub yang baru promosi lagi ke Divisi 1 Liga Perancis namun kaya dan berhasil memboyong dengan mahal salah satu pemain terbaik di dunia saat ini yaitu Radamel Falcao.

Aku menjadi pendukung Inter Milan sejak 22 Februari 1998 atau sekitar 16 tahun yang lalu.
Pasang surut prestasi Inter aku lalui dengan setia.
Tidak peduli musim buruk, stok pemain jelek dan harus menanti selama 12 tahun untuk melihat tim kebanggaanku mengangkat trofi Liga Champions Eropa pada tahun 2010 lalu.

Tidak seperti fans sekarang, suka sebuah tim karena kaya dan berhasil membeli pemain-pemain anyar dengan harga gila-gilaan.
Namun dimanakah fans tersebut pada saat tim tersebut jatuh miskin lagi ketika ditinggal sang pemilik?
Contohnya adalah fans Malaga yang bermunculan pada 2 musim lalu karena pada saat itu Malaga dimiliki oleh pengusaha kaya dan berhasil membeli pemain-pemain terbaik seperti Joaquin Sanchez, Ruud van Nistelrooy, Julio Baptista, Martin Demichelis, Roque Santa Cruz, Jeremy Toulalan dan masih banyak lagi pemain lainnya.
Pada musim-musim sebelumnya Malaga hanya sebuah klub papan bawah yang bolak-balik dari Segunda Division ke Primera Division Liga Spanyol. Tidak pernah aku melihat ada yang menyatakan diri sebagai fans Malaga.
Tapi sejak saat menjadi kaya, fans pun bermunculan.

Hanya berselang 2 musim dan tidak berhasil menggeser dominasi Barcelona dan Real  Madrid serta ditinggal sang pemilik, Malaga kembali menjadi tim yang tidak dianggap lagi. Kembali miskin dan ditinggal pemain-pemain mahalnya.
Para fans-pun beralih mendukung klub mapan lainnya.

Ada lagi jenis fans lainnya yaitu tidak jelas apakah dia memang cinta klub itu atau dia hanya mencintai pemain di klub itu.
Contohnya gini. Waktu Cristiano Ronaldo main di MU, orang ini ngedukung MU.
Waktu Cristiano Ronaldo pindah ke Real Madrid, dia pun akhirnya menjadi pendukung Real Madrid. Mana loyalitasmu bung ?!
Fans ginian perlu dipertanyakan apakah dia suka klub-nya ataukah hanya suka pemainnya.

Kecintaanku pada Inter Milan bermula hanya dari rasa kasihan melihat Inter dibantai Lazio 3-0 pada musim 1997/98 lalu.
Pada saat itu Aku tidak tau Inter klub besar atau  kecil, siapa itu Ronaldo, Djorkaeff, Ivan Zamorano dan Javier Zanetti. Rasaku muncul begitu saja dan sejak saat itu aku terus menjadi pendukung Inter Milan.

Beberapa bulan kemudian aku baru tau ternyata aku mendukung salah satu klub besar di Italia dan baru tau kalau Ronaldo adalah pemain yang paling populer pada saat itu. Kecintaan pada Inter makin bertambah.

Menjadi Runner-up di musim 1997/98 di bawah Juventus, pada musim 1998/99 di saat Ronaldo cedera dan tidak kunjung mendapatkan penampilan terbaiknya kembali dalam beberapa musim kedepan, prestasi Inter-pun menurun terutama pada musim 1998/99, pada saat itu pendukung Inter selalu dibuat malu dengan penampilan Inter yang sangat buruk.

Berlanjut dengan beberapa kali Inter Milan gagal meraih Scudetto karena dicurangi Juventus dan AC Milan yang biasa disebut dengan kasus Calciopolli.
Pada musim 2002/03 pemain yang paling aku suka dan salah satu penyedot terbesar perhatianku untuk selalu melihat partai sepakbola, Ronaldo Nazario da Lima pindah ke salah satu klub yang aku benci, Real Madrid tidak membuat aku beralih ke Madrid ataupun ke klub lain.

Sampai pada akhirnya penantian itu mulai berakhir dengan menjadi Scudetto pada tahun 2006 walau tanpa kebanggaan karena merupakan hibah dari Juventus yang didegradasi ke Serie-B karena kasus Calciopolli yang sudah beberapa kali dilakukannya.
Tahun 2007 saat menjadi Scudetto lagi banyak orang tidak menaruh simpati dikarenakan Juventus lawan berat Inter sesungguhnya sedang beramin di Serie-B.
Tahun 2008 Juventus kembali ke Serie-A dan Inter akhirnya bisa membuktikan bisa mengungguli Juventus dengan jadi juara sampai pada tahun 2010 atau total 5 tahun berturut-turut.
Puncaknya pada tahun 2010 di saat Inter Milan menjadi juara Liga Champions Eropa.

Dendam sakit hatiku ke Juventus telah terbalas dan penantianku selama 12 tahun untuk melihat Inter menjuarai Liga Champions juga akhirnya berakhir, padahal beberapa tahun sebelumnya aku selalu bertanya dalam hati apa aku tidak mendukung klub yang salah ?, kapan aku bisa melihat Inter jadi juara liga atau juara liga Champions ? aku sudah mendukung dari kelas 6 SD, apakah nanti aku sudah tua baru aku bisa melihat Inter Juara atau bahkan tidak sama sekali ?

Beralih pada saat ini, fenomenalnya Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo dalam 7 tahun terakhir ini tidak membuat aku jadi pendukung Barcelona, Madrid atau MU.
Bermunculannya klub kaya macam Manchester City dan juga PSG yang berhasil menggaet mantan aktor utama Inter menjuarai liga berturut-turut beberapa tahun lalu Zlatan Ibrahimovic tidak membuat aku lantas jadi pendukung PSG.

Diego Forlan adalah nama besar terakhir di lini depan.
Sejak perginya Diego Forlan pada 2012, Inter hanya punya Diego Milito yang sudah menurun kehebatannya karena sudah menua dan sering cedera.
Tandemnya hanya ada Rodrigo Palacio yang menurutku termasuk pemain kelas menengah.
Selain itu Inter tidak punya nama-nama yang benar-benar besar di lini depan.

Tidak peduli, tidak peduli !

Aku hanya suka Internazionale Milan. Bukan pemainnya !

No comments:

Post a Comment