Selasa 19.07.2016 sampai dengan jam 09 malam semua masih baik-baik saja.
Kami berkumpul bersama sang calon ibu dengan ceria.
Ya, hari ini kami menemani adik kami (Nita) lahiran anak pertamanya di Rumah Sakit Abu Nawas Kendari.
Yang lahiran, yang mendampingi, yang menanti cucu, ini semua pengalaman pertama bagi kami.
Jam 09 malam yang masih ceria |
Menurutku Dia sangat kuat, beberapa hari lalu pun kami sempat jalan bersama.
Sampai tadi pagi pun tidak ada tanda-tanda sang bayi akan keluar padahal air ketuban tinggal sedikit.
Proses kehamilan telah memasuki bulan ke-10.
Dan akhirnya sejak hari ini si ibu telah diberi obat untuk menimbulkan rasa sakit yang bertujuan untuk merangsang sang bayi keluar. Kalau ndak salah namanya "diinduksi".
Pada akhirnya kami pamit untuk makan malam dan pada jam 12.30 malam baru balik lagi ke rumah sakit dengan membawakan makanan.
Baru 3 menit kami datang, si ibu mulai merasakan reaksi dari obat tersebut.
Perutnya mulai sakit.
Dia berteriak, semula pelan dan makin mengeras.
Dia berteriak, semula pelan dan makin mengeras.
Saya yang baru mulai tidur langsung terbangun, bapakku yang baru mau makan langsung menghentikan makannya.
Istriku mengabari kami dengan panik.
Demi Tuhan, saya mengenal adikku sedari kecil adalah anak yang kuat.
Saya baru mendengarnya teriak seperti itu.
Teriakan terperih yang pernah saya dengar seumur hidup sampai-sampai emosi langsung naik ke ubun-ubun.
Apalagi pada waktu itu para bidan belum pada bangun, mungkin kalau saya tinju pintu ruangan itu bakalan sudah tidak berasa karena saya mulai panik kesetanan.
Akhirnya 4 orang bidan sudah bangun dan menangani adikku yang kesakitan.
Saya tidak bisa mendengar suara teriakannya.
Akhirnya saya keluar dari gedung tersebut dan pergi ke taman rumah sakit sampai suaranya tak bisa ku dengar lagi.
Saya tiduran di taman. Baterai HP tinggal 27%.
Saya sempat bertanya dalam hati pada Tuhan, acara apakah yang kami buat besok? aqiqah atau tahlilan?
Saya tak menyangka, 4 jam yang lalu kami masih tertawa seolah-olah semuanya akan berjalan mudah.
Ternyata memang benar, lahiran itu antara hidup dan mati.
Saya sempat bertanya dalam hati pada Tuhan, acara apakah yang kami buat besok? aqiqah atau tahlilan?
Saya tak menyangka, 4 jam yang lalu kami masih tertawa seolah-olah semuanya akan berjalan mudah.
Ternyata memang benar, lahiran itu antara hidup dan mati.
Di tengah galau dan sebelum HP mati, saya mencari do'a untuk memudahkan persalinan.
Saya pikir itu lebih baik daripada browsing tidak jelas.
Saya pikir itu lebih baik daripada browsing tidak jelas.
Saya baca do'a tersebut berulang-ulang sampai punggungku kedinginan karena suhu dingin malam ini yang meresap ke bangku taman yang terbuat dari semen.
Bangku taman rumah sakit tempatku tiduran |
Saya kembali ke dalam gedung dan teriakan adikku sudah mulai berkurang. Tidak intens seperti tadi.
Satu jam telah berlalu dan nampaknya sang bayi masih sulit keluar.
Karena tidak tahan mendengar adikku menahan sakit, saya pun mengusulkan agar dilakukan proses cesar saja, tapi nampaknya para bidan yakin bayi ini bisa keluar lewat proses normal.
Mungkin si bayi mendengar usul tersebut dan akhirnya tepat jam 01.47 malam dia akhirnya berhasil keluar dari perut sang ibu.
"Alhamdulillah!" ucapku. Saya dan bapak langsung ke depan ruangan, melihat dari balik kaca keadaan sang bayi.
Alhamdulillah bapak dan ibu telah mendapatkan cucu pertamanya.
Cucu pertama dari anak yang paling terakhir :D
20.07.2016 Jam 01.47 si bayi akhirnya lahir ke dunia |
Bla bla bla,yang berjaga tidak ada yang tidur sampai malam telah berganti pagi.
Saat si bayi telah lahir dan akan dicatat oleh bidan, namanya belum ada karena orang tuanya belum mempersiapkan namanya.
Mungkin karena mendadak akhirnya pada pagi harinya si bayi diberi nama Aulia Humairoh.
Humairoh diambil dari nama akun facebook si ibu. :D
Terima kasih pada istriku yang telah kuat bergantian dengan bapaknya si bayi menemani si ibu lahiran. Semoga kau segera menyusul nyumbang cucu.
Terima kasih pada para bidan yang telah menolong si ibu dengan segala usaha dan kesabarannya, kami tidak bisa memberi apa-apa, semoga Tuhan memberi kalian yang lebih baik. Semoga umur panjang dan bermanfaat serta dilancarkan rejekinya.
Terima kasih pada RS Abu Nawas kendari yang menurutku nyaman dan menjaga kebersihan.
Punya taman yang bagus sehingga keluarga pasien bisa menunggu dengan nyaman, tidak susah untuk mencari tempat tunggu dan tidak berserakan di lantai seperti di RS lain.
No comments:
Post a Comment