Pada suatu siang hari di akhir tahun 1997
lalu, di saat mama baru pulang dari diklat selama 3 bulan di Semarang.
Dia membawakanku oleh-oleh sebuah gitar
bolong tak bermerek.
Katanya dia beli seharga 25rb rupiah.
Aku kaget dan sangat senang ketika aku
sedang bermain di luar dan dipanggil ke kamar oleh mama dan memperlihatkan
gitar itu.
I don’t know what to say.
Aku memang pernah minta dibeliin gitar.
Tapi di saat dia ke Semarang aku tidak
meminta apapun.
Dulu-dulunya Aku memang pernah meminta
padanya tapi aku tidak memaksa dan tidak berharap karena aku tidak mau
membebani mama karena ku tau gitar itu mahal.
Sore harinya ku ajak temanku, anak
tetangga depan rumah.
Saat itu dia masih kelas 1 SMA.
Aku memperlihatkan gitar baruku dan aku
meminta dia mengajarku.
Dia menggambarkan jenis-jenis kunci gitar
dan menuliskan sebuah lagu yang lagi tenar-tenarnya pada saat itu beserta kunci
gitarnya untuk aku pelajari.
Tak lain tak bukan lagu itu adalah
Mungkinkah dari Stinky.
Singkat waktu kami bermusuhan sehingga
dia tidak pernah lagi datang mengajarku.
Aku belajar hanya bermodal dua lembar
catatan tangannya.
Aku belajar tertatih-tatih.
Tanganku baru lincah ganti kunci setahun
kemudian.
Lagu itu baru ku kuasai setelah Piala
Dunia 1998 usai.
Aku sudah duduk di kelas 1 SMP.
Bukan main, aku mempelajarinya dari kelas
6 SD dan baru bisa setahun kemudian!
Selanjutnya aku belajar hanya melalui
majalah, melihat orang dan mengira-ngira sendiri.
Hasilnya perkembanganku lambat.
Dan alhasil aku bodoh sampai sekarang!
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Penampakan Gitar pertamaku tersebut tidak terdokumentasikan karena jaman itu fotografi tidak semurah, semudah dan semarak sekarang.
Kira kira bentuk gitarku itu seperti ini:
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Penampakan Gitar pertamaku tersebut tidak terdokumentasikan karena jaman itu fotografi tidak semurah, semudah dan semarak sekarang.
Kira kira bentuk gitarku itu seperti ini:
Ilustrasi Penampakan Gitar Pertamaku |
No comments:
Post a Comment