Ini adalah kisah
seorang Ahmad Syawal Kurniawan menceritakan tentang para tetangganya yang unik
pada saat tinggal di Rapokalling Makassar.
Sejak Februari 2013
aku ngontrak di sini. Itu artinya sudah 1,5 tahun aku berada di lingkungan ini.
Manusia diciptakan
berbeda bentuk dan diwarisi dengan pikiran-pikiran yang berbeda, oleh karena
itu aku mempunyai tetangga-tetangga dengan keunikannya masing-masing.
Aku tinggal di sebuah
kompleks kecil. Hanya ada 8 rumah di kompleks ini.
Aku sangat nyaman
tinggal di kompleks ini. Menurutku ini adalah kompleks terbaik karena hanya
terdiri dari beberapa rumah saja sehingga tidak terlalu rame dan tidak sepi
juga. Beruntung banget yang memiliki rumah permanen di kompleks ini.
Banyak tetangga tapi
aku hanya menceritakan 3 saja yang menurutku unik karena 3 orang inilah yang
membuat paling banyak cerita di kehidupanku di sini. Sebut saja nama mereka
nyonya Yuanita, Luna Maya dan Angel Lelga.
Profil Yuanita:
- Merupakan penghuni tetap kompleks ini alias punya rumah di sini.
- Punya 4 orang anak yang masih kecil-kecil. 10, 8, 5 dan 3 tahun.
- Ibu rumah tangga namun punya sampingan juga sampingan lainnya dengan berjualan kosmetik.
- Punya banyak kenalan di mall-mall.
- Sering juga ditinggal suami karena suami berwiraswasta di kota lain.
- Seorang pembual kelas teri. Kenapa kelas teri? Karena semakin dia membual bukan semakin hebat aku melihatnya, tapi justru semakin terlihat sesuatu.
- Selalu mencari muka dan terlihat hebat di mata Luna Maya mungkin karena mereka sama-sama orang sini dan mungkin karena si Luna Maya menurutnya orang hebat karena seorang wanita karir. Dan mungkin saja menjaga baik hubungan dengan Luna Maya akan lebih baik karena si Luna kan juga orang sini dan akan selalu berada di sini di dekatnya.
- Memusuhi Angel Lelga jika di depan Luna Maya
Profil Luna:
- merupakan penghuni tetap di sini dan asli orang sini.
- Wanita karir.
- Memusuhi Angel Lelga
Profil Angel Lelga:
- hanya seorang perantau yang ngontrak di kompleks ini dan selalu terpisah lama dari suaminya yang seorang pelaut.
- Sedang kuliah
- Suaminya berpenghasilan 25-60 juta sebulan.
- Tidak bergaul dan bicara kecuali sama istriku.
Tingkah unik si Yuanita:
1.
|
Pernah suatu hari
istriku, Yuanita dan Luna sedang ngobrol tentang celana Jeans. Kata istriku,
celana Jeans merk mobile powernya yang seharga 450rb telah dihibahkan ke
salah satu keluarga karena sudah tidak muat lagi. Bukan ingin memamerkan
harganya, tapi cuma sekedar memberitahu bahwa sayangnya celana tersebut tidak
muat lagi dan harus diberi ke orang lain. Tapi justru kata si Yuanita bilang
kayak gini, dia juga punya banyak celana mobile power di dalam lemari tapi
malas dipakainya.
Oh ya? Padahal
selama ini orang lain juga pada lihat penampilan sehari-harinya hanya memakai
daster dan walaupun bepergian ke mall hanya memakai legging. Tidak pernah
memakai jeans.
|
2.
|
Istriku, Yuanita,
Luna dan Suaminya Luna sedang ngobrol tentang pantai, mandi-mandi dan
berenang gitu deh. Tiba-tiba Kata si Yuanita bilang waktu belum nikah dulu,
dia sering lompat dari tebing setinggi 20 meter.
Serius 20 meter?
Bungee jumping dong?! Hebat sekali yah. Lebih dari Profesional orang ini kayaknya. Ngapain bilang begitu? Gak
ada juga yang bilang hebat. Sangat jelas itu bualan.
|
3.
|
Istriku, Yuanita dan
Luna sedang ngobrol tentang liburan ke Bali, tiba-tiba si Yuanita bilang
waktu masih belum nikah dulu dia sering ke Bali, katanya waktu naik pesawat,
di dalam pesawat tersebut sangat dingin sampai-sampai para penumpang
dibagikan selimut oleh pramugari. Makanan yang dibagikan di pesawat juga enak
katanya.
Setahuku, yang
dibagikan makanan itu hanya pesawat Garuda dari makassar ke jakarta karena
memang jaraknya jauh. Sedangkan Makassar Bali kan Cuma paling lama 1 jam.
Setahuku pesawat
Garuda yang paling mahal dan ekslusifpun tidak membagikan penumpangnya
selimut.
Di dalam pesawat
dingin banget? Emang pesawat itu kulkas? yang ngatur suhu gak punya otak? Lagian
penumpang kan bisa mematikan saluran AC nya sendiri. Pertanyaannya adalah? Pernahkah
dia naik pesawat?
|
4.
|
Istriku, Yuanita dan
Luna sedang membicarakan tentang kosmetik yang mereka punya. Istriku bilang
dia punya seperangkat kosmetik yang dibelikan oleh ibunya dari Arab. Si Luna
pun begitu, dia menceritakan tentang kosmetiknya. Tiba-tiba si Yuanita bilang
kayak gini, katanya dia punya banyak sekali kosmetik bermerek di lemarinya
karena dia merupakan anggota oriflame tapi sayang malas dipakai dan sampai
terbuang-buang saking banyaknya. Kemudian istriku dan Luna memintanya
daripada si Yuanita membuang percuma begitu saja. Tapi kemudian si Yuanita
malah bilang semuanya sudah terbuang-buang hilang entah ke mana saking tidak
diperhatikannya. Ada juga yang dibagikan ke adiknya dan kenalan-kenalannya.
Oh ya? Telah hilang
semua atau memang gak ada?
|
5.
|
Pernah suatu hari
anak paling kecilnya sakit. Saat itu dia baru berumur 2 tahunan. Sakit aneh
yang tak terdeteksi oleh ahli medis. Pada saat itu suaminya sedang di
kota lain.
Jam 2 malam dan
besok hari kerja dimana aku harus tidur malam untuk menjaga kondisiku tetap
fit keesokan harinya.
Dia teriak-teriak
minta tolong ke rumah Luna, tapi siapa yang mengantarnya ke Puskesmas? Aku
dan istriku.
Aku juga atas
inisiatif sendiri tanpa diminta memanggil adikku untuk meruqyah anaknya.
Di saat itu dia
mengatakan kalau kami ini adalah saudara bahkan yang lebih dekat daripada
kerabatnya sendiri.
Oh ya? Kita liat
kenyataan selanjutnya.
|
6.
|
Suatu hari pompa air
kami rusak sejak kemarin siang, bahkan pada sore harinya si Yuanita ini sudah
tau karena mereka sempat ngobrol-ngobrol di halaman. Tapi sampai pagi
keesokan harinya tidak ada tawaran sama sekali dari dia untuk menyambung
selang ke rumahnya, padahal dia adalah tetangga samping rumah yang paling
terdekat.
Kami bahkan
menyambung ke rumah Luna yang lebih jauh jaraknya.
Keesokan paginya
lagi di saat pompa air kami sudah baik kembali, istriku hendak memutus
sambungan selang di rumah Luna. Kemudian datanglah si Yuanita ini. Di depan
Luna Dia bilang, kenapa kami tidak menyambung aja ke rumahnya. Kenapa ada
yang dekat, malah repot-repot menyambung ke tempat yang jauh?
Oh ya? Apa anda baru
tau kalau yang katanya saudara anda ini sedang kesusahan air?
|
7.
|
Suatu hari pompa air
kami rusak lagi. Karena tidak enak menyambung ke tempat yang jauh. Tidak mau
disebut melangkahi dan mengabaikannya, kami akhirnya meminta sambungan selang
di rumahnya, tapi apa kemudian jawabnya, pipa airnya yang tertimbun di
dalam tanah sedang bocor jadi airnya jalannya lambat dan tidak bisa mengalir
lebih jauh. Adapun bisa mengalir, akan membutuhkan waktu yang lama untuk
membuat bak bisa penuh, dan kalau lama nyalain pompa air, pompa akan sangat
panas dan cepat rusak.
Oh ya? Padahal
kemarin semuanya baik-baik saja.
kami akhirnya
menyambung ke rumah Angel Lelga dan setelah itu gak ada keluhan apa-apa
mengenai pipanya. Si Yuanita and family nampak fine-fine aja. Bisa mandi
minum dan lain-lain. Gak nampak seperti orang yang lagi bermasalah airnya.
Berapa sih harga air
sebulan dibanding persaudaraan kita? Kau kan yang bilang kita ini bersaudara?
Aku bayarin sebulan penuh tagihan airmupun gak apa-apa. Berapa sih tagihan
air? Dengan pemaiakian normal, sampe gak 200 ribu perbulan? Sangat jauh dan
pasti masih banyak sisanya.
|
8.
|
Waktu anaknya sakit,
kami selalu mengantar ke puskesmas dan ke rumah sakit. Istriku bahkan
kadang-kadang sampai tidur di rumahnya untuk menjaga anaknya dan membantunya.
Tapi apa yang terjadi? Suatu hari istriku sedang terserang penyakit campak
atau orang sini bilang sarampa. Gak ada sedikitpun tegurnya menanyakan kabar
istriku, Datang ke rumah gak pernah, beri obat juga gak pernah. Aku yang
berjuang sendiri merawat istriku.
|
9.
|
Sehari setelah
istriku sembuh dan kondisinya belum benar-benar pulih, istirku ke luar ke
teras rumah. Bukannya menanyakan kabar sudah baik atau tidak. Tapi dia malah
meminta tolong mau nitip anaknya karena dia sebentar mau pergi karena ada
urusan dan bingung anaknya gak ada yang jaga.
What the fuck? Di
mana sopan santun orang ini?
|
10.
|
Kalau dia minjam
apa-apa aku dan istri langsung memberi saja tanpa syarat apa-apa atau banyak
bicara lagi. Tapi lihatlah dia, aku memang pernah berutang sama dia, saat itu
ada motor saudaranya yang tidak terpakai tersimpan begitu saja di rumahnya.
Dia menyuruhku untuk memakainya daripada motor tersebut tidak digunakan.
Aku tidak meminta
dan memang tidak mau karena takut kalau nanti terdengar kabar-kabar yang
tidak diinginkan. Tapi karena istriku meyakinkan dan demi pertimbangan untuk
menghemat uang bensin, akhirnya aku memakai motor tersebut selama sebulan.
Tapi itulah, selama
sebulan itu hati tidak enak karena aku dengar dari istriku pesannya motor ini
gak boleh disimpan di luar, padahal saat itu tidak hujan dan kami memiliki
pagar kompleks yang selalu terkunci tiap malamnya. Gak boleh dibawa jauh, gak
boleh ini itu dan sebagainya.
Akhh akhirnya ku
kembalikan juga. Biar boros yang penting hasil usaha sendiri dan hati tenang.
|
11.
|
Suatu hari kami
hendak ke Bau-Bau menghadiri pernikahan. Kamera digital kami sedang rusak dan
membutuhkan alat untuk mendokumentasikan. Kami minjam handycam ke Yuanita
untuk seminggu ke depan. Pada akhirnya kami dikasih pinjam, tapi sebelum itu
banyak banget alasannya, katanya
handycam tersebut mau dipakai suaminya kalau pulang nanti. Karena
suaminya mau liburan. Heran deh, padahal selama ini dia kemana-mana handycam
tersebut gak pernah dibawa, selama ini ada acara apa-apa handycam tersebut
gak pernah kelihatan.
Udah deh? Kalau mau
pinjamin, pinjamin aja, kalau gak mau ya gak usah. takut banget, emang kita
ini apa.
|
12.
|
Di saaat pulang dari
Bau-Bau aku sadar akan kewajibanku untuk mengembalikan handycam secepatnya
sampai-sampai aku lupa mencabut memory cardnya. Tapi apa yang terjadi, si
memory card tersebut kembali ke tanganku hampir 2 bulan kemudian. Sudah sering
kami tanyakan tapi banyak banget alasannya. Aku sudah mencabut dari
handycamnya lah, handycam tersebut kosong alias gak ada memorynya memang,
memory tersebut miliknya, gak taulah, nanya suaminya dulu lah dan lain
sebagainya. Aku hanya berpesan sama istriku untuk memintanya memeriksanya
dahulu sebelum beralasan yang
macam-macam.
Istriku pernah
bilang untuk mengikhlaskannya saja, tapi ini bukan masalah harga, memory
berapapun aku bisa beli, tapi ini adalah soal kesopanan, kewajibanku cepat
aku laksanakan sedangkan dia tidak mengingat kewajibannya.
Jika dia bersikukuh
itu adalah memorynya, aku siap nantangin untuk menyebutkan ciri-ciri fisik
memory tersebut untuk membuktikan kalau itu milik siapa.
|
13.
|
Bukan hanya sekali
kami membelikan anaknya baju, tapi mungkin ada sekitar 3 kali.
pada saat lebaran
lalu, kami membelikan sepasang baju dan celana lebaran buat 2 orang anaknya.
Si Luna juga memberi.
Yang terjadi
kemudian adalah, pada suatu kesempatan di saat dia ngobrol dengan istriku dia
bilang seperti ini, si Luna itu selalu memberi kami yang terbaik. Gak pernah
memberi kami barang-barang yang tdak baik kualitasnya.
Apa maksudnya sih
orang ini? Apakah pemberian itu mesti dinilai dari apa yang diberikan ataukah
cukup dinilai artinya? Diberi kok milih-milih.
Kami bukan meminta
pujian atau minta dinilai. Tapi anda seharusnya mengerti bahwa kami memberi,
itu karena kami masih menaruh perhatian sama anda.
|
14.
|
Suatu hari dia
membuat Rawon, pagi-pagi sekali dia mengantarnya ke rumah kami. Istriku
senang sekali tapi aku pesimis. Pasti ini rawon dibagi ke kami karena ada
sesuatu dan hanya ke kami saja berani ngasihnya. Pasti ke tetangga yang lain
gak dibagi, apalagi buat si Luna.
Entah kenapa di saat
melihat rawon itu hati kecilku berkata demikian. Aku mengatakan demikian ke
istriku, tapi istriku positif thinking dan melarangku berpikir begitu.
Setelah istriku
mencoba, dia memuntahkannya kembali, tidak sanggup memakan rawon berasa aneh
tersebut. Rasanya sulit dilukiskan dengan kata yang tepat. Lebih enak makan
nasi tawar campur sayur tawar dan mie tawar.
Benar saja, beberapa
jam kemudian, istriku bertemu Luna dan iseng-iseng menanyakan apakah Luna
mendapat Rawon buatan Yuanita atau tidak. Si Luna bilang malah dia gak tau
kalau si Yuanita bikin rawon tadi pagi karena dia gak diberi.
Itulah uniknya
Yuanita, Kami selalu memberi yang terbaik sedangkan dia memberi kami yang
terburuk.
|
15.
|
Istriku sudah sangat
sering memandikan anaknya, entah itu pada saat dititipkan di rumah kami
ataupun di saat melihat mereka kotor sehabis bermain. Maklum ibunya jarang
mandi jadi menerapkan hal ini pula pada anaknya.
Pada suatu hari
pernah anaknya keringatan karena habis bermain bersama temannya, tiba jam 6
jadwal si anaknya ngaji. Si anaknya minta mandi tapi malah dilarang, katanya
nanti sakit. Alhasil si anak ini hanya cuci kaki kemudian baju mainnya yang
tadi dilapisi baju koko, kemudian ke masjid. Hebat kan?
Suatu hari anak yang
paling kecil dititipin di rumah, dari kemarin si anak ini sering banget
garuk-garuk pantat dan bicara entah apa yang dibilang karena belum pintar
bicara.
Dia minta pipis,
setelah itu istriku menceboknya, ternyata di belahan pantatnya itu banyak
pasirnya. Mungkin sejak kemarin dia mengeluh karena pantatnya gatal banyak
pasirnya.
Kadang juga baju si
anak kecil ini tidak diganti berhari-hari sampai busuk, padahal si anak kecil
ini aktif sekali bermain. Terbayang kan baunya?
Sudah sering sekali
kejadian seperti itu. Tak terhitung lagi berapa kali istriku mendapati
kejadian seperti itu dan kemudian memandikannya.
Tapi pernah suatu
hari yang menyakitkan, setelah anak tersebut dimandikan kemudian dipulangkan
ke rumahnya, si Yuanita malah bilang,
lain kali jangan dimandikan kalau sore, nanti sakit? Pinter banget ini
seorang ibu, lebih milih anaknya tidur dengan baju bekas main sampe
keringetan dan pantat anaknya kemasukan pasir daripada dimandiin dengan
alasan nanti sakit.
Sejak saat itu aku
selalu ingatkan istriku untuk tidak mengurus si kecil. Pokoknya tidak usah
peduli sebusuk apa anak itu biar
ibunya menciumnya sendiri dan sadar, tapi istriku lebih banyak tidak
menghiraukan karena kasihan melihat si kecil.
|
16.
|
Suatu hari si
Yuanita hanya datang ke rumah untuk memakai sisir, suatu hari juga hanya
datang untuk minjam bedak. Lho, ada apa ini? Bukannya kosmetiknya mahal dan
celananya mahal-mahal? Sisir dan bedak aja kok gak punya?
|
17.
|
Suatu hari Angel
Lelga syukuran mobil barunya, dia membagikan kue ke para tetangga. Karena dia
bermusuhan sama Luna Maya, kue untuk Luna dititipin di istriku. Kebetulan juga
si Luna ini belum pulang dari kantor.
Keesokan harinya
berkumpullah ketiga orang ini, istriku, Yuanita dan Luna.
Luna nanya ke
Yuanita apa dia menerima pemberian Angel atau tidak.
Dia bilang dengan
tegas tidak. Amit-amit menerima pemberian si Angel yang jelas-jelas musuh
Luna. Dia ngomong begitu sambil nyubit belakan istriku agar istriku tidak
nyolot. Padahal jelas-jelas kemarin sore di saat si Luna belum pulang kantor,
terlihat bagaimana bernafsu dan lahapnya dia memakan kue pemberian tersebut
bersama anak-anaknya yang juga makan kesetanan.
|
18.
|
Dia sering
mengatakan kalau anak-anaknya kurus karena malas makan. Padahal kenyataannya
anak-anaknya itu seperti serigala yang sering memperebutkan makanan.
Makanan yang
tersedia di saat ibu-ibu sedang ngerumpi atau pada saat buat acara apapun
selalu habis oleh anak-anaknya bahkan sempat sebelum dinikmati oleh para ibu-Ibu.
Tidak hanya pada
saat itu saja, mereka juga sering ke rumah para tetangga terutama ke rumahku
dan ke rumah Oma Marshanda menjarah kulkas. tidak akan berhenti sebelum isi
kulkas itu habis.
Ini bukan masalah
harga, tapi masalah pernah gak sih, orang tuanya ngajarin sopan santun pada
yang lebih tua? Atau bagaimana beradab di rumah orang?
Mungkin saja,
anak-anaknya kurus bukan karena malas
makan, tapi karena cacingan karena habis main, tidak mandi dan langsung
tidur.
|
19.
|
Pernah waktu si
Angel Lelga ke Jakarta nemuin suaminya. Si Angel sudah berjanji pada istriku
untuk membawakannya oleh-oleh padahal istriku sama sekali tidak memintanya. Mungkin
itu termasuk rasa syukur Angel karena hanya istriku yang selama ini menjadi
temannya.
Kemudian, si Yuanita
dan Luna Maya malah nitip pengen dibeliin oleh-oleh juga padahal jelas-jelas
terutama si Luna adalah musuh si Angel. Tapi dia mintanya lewat istriku. Dia tidak
berani atau gengsi bicara langsung pada si Angel.
Pernah tau nggak salah
satu ciri munafik itu seperti apa? Memusuhi orangnya tapi mau bagian
hartanya.
|
Tingkah Unik si Luna Maya:
1.
|
Gak terlalu banyak
sih, dia ini lebih baik daripada Yuanita. Sedikit ngomong tapi banyak aksi
nyata dibandingkan Yuanita yang banyak ngomong tapi aksinya nol.
Talk less do more! Seperti
slogan iklan di tv. Seharusnya Yuanita bersikap seperti itu. Karena itu
memang lebih baik daripada sebarin omongan tapi cuma bualan yang semakin memperlihatkan
kebodohannya.
|
2.
|
Yang paling teringat
dari Luna adalah yang waktu minta nitip oleh-oleh pada Angel lewat istriku. Itu
aja sih yang paling teringat.
|
3.
|
Memang sudah sering
si Luna ini mencari-cari masalah, membuat-buat masalah agar si Angel Lelga
ini buruk dan dimusuhi orang sekompleks, bahkan oleh mertua yang rumahnya
dikontrak oleh Angel. Itu bukan hal basi dan sudah sangat sering terjadi. Jadi
itulah uniknya si Luna.
|
4.
|
Menurutku si Luna
ini sering mencari masalah, sering memprovokasi agar orang membenci Angel
adalah bukan karena sikap Angel yang tidak sopan, kurang ajar, sombong dan
tidak bergaul.
Bagaimana mungkin si
Angel ini nyari gara-gara pada Luna sedangkan si Angel ini jarang keluar
rumah dan tidak pernah ada urusan sama Luna?
|
5.
|
Aku menyimpulkan
bahwa si Luna ini cemburu sama Angel yang suaminya tajir mampus. Mempunyai penghasilan
25 sampai 60 juta sebulannya.
Dia cemburu si Angel
ini hanya sibuk dengan dunianya sendiri. Dan bisa membeli apa saja yang dia
mau. Bisa liburan ke mana saja yang dia mau. Hidup sendiri dan jauh lebih bebas
karena jauh dari suami. Cemburu karena di kompleks ini dia punya saingan yang
jauh lebih muda, bebas, tajir dan lain sebagainya.
|
Tingkah Unik si Angel
Lelga:
1.
|
No coment sih untuk
orang yang satu ini. Selama dia gak nyusahin aku. Semuanya baik-baik saja.
|
2.
|
Pernah waktu pompa
airnya mandek selama hampir sebulan, saat itu tidak ada yang bersedia
menawari bantuan bahkan tetangga terdekatnya.
Alhasil pada saat
itu akulah yang menawarkannya untuk menyambung selang ke rumahku. Setelah dia
nyoba, dia gak mau lagi karena katanya airku kotor.
Memang sih air kami
lebih kotor dibanding air tetangga lain yang sumbernya dari air PDAM
sedangkan air kami hanyalah dari sumur bor.
Yang aku herankan
adalah di saat genting begini dia masih sempat-sempatnya memilih? Air ini dia
cuma pake mandi dan cebok kok, bukan untuk diminum.
Tuan putri dari mana
ini sampai sesensitif itu? Bukannya dia orang kampung ya, yang bisa menjadi
sesuatu seperti ini karena suaminya yang berhasil mengangkat derajatnya?
Kalau orang kampung,
pastilah pernah merasakan kerasnya kehidupan. Tapi kenapa dia menjadi
segengsi seperti ini bahkan untuk kepentingan dan kelangsungan hidupnya
sendiri?
Bahkan yang kurang
ajarnya, dia minta kepada istriku untuk menyambungkan selangnya ke rumah Luna
Maya jika si Luna sedang ke kantor.
Wah ternyata sama aja,
saling musuhan tapi mau hartanya.
|
Hahhh capek juga
menulis tentang para tetanggaku ini.
Semuanya memiliki
keunikan masing-masing yang kadang-kadang bikin aku muntah terutama si raja
bual Yuanita.
Sejak banyaknya
kejanggalan yang aku rasakan, aku akhirnya menjaga jarak kepada semua tetangga
di sini. Terutama pada si Yuanita. Tidak ada lagi kasihan atau apapun.
Sejak saat itu, hidup
secara masing-masing, menghadapi masalah sendiri, hiduplah dengan wajar dan
normal tanpa mengganggu orang lain.
Bukannya aku memusuhi.
Pada dasarnya aku welcome terhadap semua orang selama orang tersebut tidak ada
masalah sama aku. aku tetap senyum jika berpapasan. Cukup itu saja dan tidak
mau ngobrol lebih. Pokoknya seperlunya saja.
Secara keseluruhan
hidupku di sini jauh lebih nyaman dibanding pada saat di Tamalate dulu.
Aku tidak pernah
berurusan atau punya masalah di sini.
Semuanya baik-baik
saja dan aku hanya diam.
Aku diam bukannya aku
tidak peduli dan tidak tahu, tapi aku memperhatikan dan mempelajari!
No comments:
Post a Comment