Wednesday, May 21, 2014

Para Tetangga unik di Rapokalling

Ini adalah kisah seorang Ahmad Syawal Kurniawan menceritakan tentang para tetangganya yang unik pada saat tinggal di Rapokalling Makassar.

Sejak Februari 2013 aku ngontrak di sini. Itu artinya sudah 1,5 tahun aku berada di lingkungan ini.
Manusia diciptakan berbeda bentuk dan diwarisi dengan pikiran-pikiran yang berbeda, oleh karena itu aku mempunyai tetangga-tetangga dengan keunikannya masing-masing.

Aku tinggal di sebuah kompleks kecil. Hanya ada 8 rumah di kompleks ini.
Aku sangat nyaman tinggal di kompleks ini. Menurutku ini adalah kompleks terbaik karena hanya terdiri dari beberapa rumah saja sehingga tidak terlalu rame dan tidak sepi juga. Beruntung banget yang memiliki rumah permanen di kompleks ini.

Banyak tetangga tapi aku hanya menceritakan 3 saja yang menurutku unik karena 3 orang inilah yang membuat paling banyak cerita di kehidupanku di sini. Sebut saja nama mereka nyonya Yuanita, Luna Maya dan Angel Lelga.

Profil Yuanita:
  1. Merupakan penghuni tetap kompleks ini alias punya rumah di sini.
  2. Punya 4 orang anak yang masih kecil-kecil. 10, 8, 5 dan 3 tahun.
  3. Ibu rumah tangga namun punya sampingan juga sampingan lainnya dengan berjualan kosmetik.
  4. Punya banyak kenalan di mall-mall.
  5. Sering juga ditinggal suami karena suami berwiraswasta di kota lain.
  6. Seorang pembual kelas teri. Kenapa kelas teri? Karena semakin dia membual bukan semakin hebat aku melihatnya, tapi justru semakin terlihat sesuatu.
  7. Selalu mencari muka dan terlihat hebat di mata Luna Maya mungkin karena mereka sama-sama orang sini dan mungkin karena si Luna Maya menurutnya orang hebat karena seorang wanita karir. Dan mungkin saja menjaga baik hubungan dengan Luna Maya akan lebih baik karena si Luna kan juga orang sini dan akan selalu berada di sini di dekatnya.
  8. Memusuhi Angel Lelga jika di depan Luna Maya


Profil Luna:
  1. merupakan penghuni tetap di sini dan asli orang sini.
  2. Wanita karir.
  3. Memusuhi Angel Lelga


Profil Angel Lelga:
  1. hanya seorang perantau yang ngontrak di kompleks ini dan selalu terpisah lama dari suaminya yang seorang pelaut.
  2. Sedang kuliah
  3. Suaminya berpenghasilan 25-60 juta sebulan.
  4. Tidak bergaul dan bicara kecuali sama istriku.



Tingkah unik si Yuanita:

1.
Pernah suatu hari istriku, Yuanita dan Luna sedang ngobrol tentang celana Jeans. Kata istriku, celana Jeans merk mobile powernya yang seharga 450rb telah dihibahkan ke salah satu keluarga karena sudah tidak muat lagi. Bukan ingin memamerkan harganya, tapi cuma sekedar memberitahu bahwa sayangnya celana tersebut tidak muat lagi dan harus diberi ke orang lain. Tapi justru kata si Yuanita bilang kayak gini, dia juga punya banyak celana mobile power di dalam lemari tapi malas dipakainya.
Oh ya? Padahal selama ini orang lain juga pada lihat penampilan sehari-harinya hanya memakai daster dan walaupun bepergian ke mall hanya memakai legging. Tidak pernah memakai jeans.

2.
Istriku, Yuanita, Luna dan Suaminya Luna sedang ngobrol tentang pantai, mandi-mandi dan berenang gitu deh. Tiba-tiba Kata si Yuanita bilang waktu belum nikah dulu, dia sering lompat dari tebing setinggi 20 meter.
Serius 20 meter? Bungee jumping dong?! Hebat sekali yah. Lebih dari Profesional  orang ini kayaknya. Ngapain bilang begitu? Gak ada juga yang bilang hebat. Sangat jelas itu bualan.

3.
Istriku, Yuanita dan Luna sedang ngobrol tentang liburan ke Bali, tiba-tiba si Yuanita bilang waktu masih belum nikah dulu dia sering ke Bali, katanya waktu naik pesawat, di dalam pesawat tersebut sangat dingin sampai-sampai para penumpang dibagikan selimut oleh pramugari. Makanan yang dibagikan di pesawat juga enak katanya.
Setahuku, yang dibagikan makanan itu hanya pesawat Garuda dari makassar ke jakarta karena memang jaraknya jauh. Sedangkan Makassar Bali kan Cuma paling lama 1 jam.
Setahuku pesawat Garuda yang paling mahal dan ekslusifpun tidak membagikan penumpangnya selimut.
Di dalam pesawat dingin banget? Emang pesawat itu kulkas? yang ngatur suhu gak punya otak? Lagian penumpang kan bisa mematikan saluran AC nya sendiri. Pertanyaannya adalah? Pernahkah dia naik pesawat?

4.
Istriku, Yuanita dan Luna sedang membicarakan tentang kosmetik yang mereka punya. Istriku bilang dia punya seperangkat kosmetik yang dibelikan oleh ibunya dari Arab. Si Luna pun begitu, dia menceritakan tentang kosmetiknya. Tiba-tiba si Yuanita bilang kayak gini, katanya dia punya banyak sekali kosmetik bermerek di lemarinya karena dia merupakan anggota oriflame tapi sayang malas dipakai dan sampai terbuang-buang saking banyaknya. Kemudian istriku dan Luna memintanya daripada si Yuanita membuang percuma begitu saja. Tapi kemudian si Yuanita malah bilang semuanya sudah terbuang-buang hilang entah ke mana saking tidak diperhatikannya. Ada juga yang dibagikan ke adiknya dan kenalan-kenalannya.
Oh ya? Telah hilang semua atau memang gak ada?

5.
Pernah suatu hari anak paling kecilnya sakit. Saat itu dia baru berumur 2 tahunan. Sakit aneh yang tak terdeteksi oleh ahli medis. Pada saat itu suaminya sedang di kota lain.
Jam 2 malam dan besok hari kerja dimana aku harus tidur malam untuk menjaga kondisiku tetap fit keesokan harinya.
Dia teriak-teriak minta tolong ke rumah Luna, tapi siapa yang mengantarnya ke Puskesmas? Aku dan istriku.
Aku juga atas inisiatif sendiri tanpa diminta memanggil adikku untuk meruqyah anaknya.
Di saat itu dia mengatakan kalau kami ini adalah saudara bahkan yang lebih dekat daripada kerabatnya sendiri.
Oh ya? Kita liat kenyataan selanjutnya.

6.
Suatu hari pompa air kami rusak sejak kemarin siang, bahkan pada sore harinya si Yuanita ini sudah tau karena mereka sempat ngobrol-ngobrol di halaman. Tapi sampai pagi keesokan harinya tidak ada tawaran sama sekali dari dia untuk menyambung selang ke rumahnya, padahal dia adalah tetangga samping rumah yang paling terdekat.
Kami bahkan menyambung ke rumah Luna yang lebih jauh jaraknya.
Keesokan paginya lagi di saat pompa air kami sudah baik kembali, istriku hendak memutus sambungan selang di rumah Luna. Kemudian datanglah si Yuanita ini. Di depan Luna Dia bilang, kenapa kami tidak menyambung aja ke rumahnya. Kenapa ada yang dekat, malah repot-repot menyambung ke tempat yang jauh?
Oh ya? Apa anda baru tau kalau yang katanya saudara anda ini sedang kesusahan air?

7.
Suatu hari pompa air kami rusak lagi. Karena tidak enak menyambung ke tempat yang jauh. Tidak mau disebut melangkahi dan mengabaikannya, kami akhirnya meminta sambungan selang di rumahnya, tapi apa kemudian jawabnya, pipa airnya yang tertimbun di dalam tanah sedang bocor jadi airnya jalannya lambat dan tidak bisa mengalir lebih jauh. Adapun bisa mengalir, akan membutuhkan waktu yang lama untuk membuat bak bisa penuh, dan kalau lama nyalain pompa air, pompa akan sangat panas dan cepat rusak.
Oh ya? Padahal kemarin semuanya baik-baik saja.
kami akhirnya menyambung ke rumah Angel Lelga dan setelah itu gak ada keluhan apa-apa mengenai pipanya. Si Yuanita and family nampak fine-fine aja. Bisa mandi minum dan lain-lain. Gak nampak seperti orang yang lagi bermasalah airnya.
Berapa sih harga air sebulan dibanding persaudaraan kita? Kau kan yang bilang kita ini bersaudara? Aku bayarin sebulan penuh tagihan airmupun gak apa-apa. Berapa sih tagihan air? Dengan pemaiakian normal, sampe gak 200 ribu perbulan? Sangat jauh dan pasti masih banyak sisanya.

8.
Waktu anaknya sakit, kami selalu mengantar ke puskesmas dan ke rumah sakit. Istriku bahkan kadang-kadang sampai tidur di rumahnya untuk menjaga anaknya dan membantunya. Tapi apa yang terjadi? Suatu hari istriku sedang terserang penyakit campak atau orang sini bilang sarampa. Gak ada sedikitpun tegurnya menanyakan kabar istriku, Datang ke rumah gak pernah, beri obat juga gak pernah. Aku yang berjuang sendiri merawat istriku.

9.
Sehari setelah istriku sembuh dan kondisinya belum benar-benar pulih, istirku ke luar ke teras rumah. Bukannya menanyakan kabar sudah baik atau tidak. Tapi dia malah meminta tolong mau nitip anaknya karena dia sebentar mau pergi karena ada urusan dan bingung anaknya gak ada yang jaga.
What the fuck? Di mana sopan  santun orang ini?

10.
Kalau dia minjam apa-apa aku dan istri langsung memberi saja tanpa syarat apa-apa atau banyak bicara lagi. Tapi lihatlah dia, aku memang pernah berutang sama dia, saat itu ada motor saudaranya yang tidak terpakai tersimpan begitu saja di rumahnya. Dia menyuruhku untuk memakainya daripada motor tersebut tidak digunakan.
Aku tidak meminta dan memang tidak mau karena takut kalau nanti terdengar kabar-kabar yang tidak diinginkan. Tapi karena istriku meyakinkan dan demi pertimbangan untuk menghemat uang bensin, akhirnya aku memakai motor tersebut selama sebulan.
Tapi itulah, selama sebulan itu hati tidak enak karena aku dengar dari istriku pesannya motor ini gak boleh disimpan di luar, padahal saat itu tidak hujan dan kami memiliki pagar kompleks yang selalu terkunci tiap malamnya. Gak boleh dibawa jauh, gak boleh ini itu dan sebagainya.
Akhh akhirnya ku kembalikan juga. Biar boros yang penting hasil usaha sendiri dan hati tenang.

11.
Suatu hari kami hendak ke Bau-Bau menghadiri pernikahan. Kamera digital kami sedang rusak dan membutuhkan alat untuk mendokumentasikan. Kami minjam handycam ke Yuanita untuk seminggu ke depan. Pada akhirnya kami dikasih pinjam, tapi sebelum itu banyak banget alasannya, katanya  handycam tersebut mau dipakai suaminya kalau pulang nanti. Karena suaminya mau liburan. Heran deh, padahal selama ini dia kemana-mana handycam tersebut gak pernah dibawa, selama ini ada acara apa-apa handycam tersebut gak pernah kelihatan.
Udah deh? Kalau mau pinjamin, pinjamin aja, kalau gak mau ya gak usah. takut banget, emang kita ini apa.

12.
Di saaat pulang dari Bau-Bau aku sadar akan kewajibanku untuk mengembalikan handycam secepatnya sampai-sampai aku lupa mencabut memory cardnya. Tapi apa yang terjadi, si memory card tersebut kembali ke tanganku hampir 2 bulan kemudian. Sudah sering kami tanyakan tapi banyak banget alasannya. Aku sudah mencabut dari handycamnya lah, handycam tersebut kosong alias gak ada memorynya memang, memory tersebut miliknya, gak taulah, nanya suaminya dulu lah dan lain sebagainya. Aku hanya berpesan sama istriku untuk memintanya memeriksanya dahulu sebelum beralasan  yang macam-macam.
Istriku pernah bilang untuk mengikhlaskannya saja, tapi ini bukan masalah harga, memory berapapun aku bisa beli, tapi ini adalah soal kesopanan, kewajibanku cepat aku laksanakan sedangkan dia tidak mengingat kewajibannya.
Jika dia bersikukuh itu adalah memorynya, aku siap nantangin untuk menyebutkan ciri-ciri fisik memory tersebut untuk membuktikan kalau itu milik siapa.

13.
Bukan hanya sekali kami membelikan anaknya baju, tapi mungkin ada sekitar 3 kali.
pada saat lebaran lalu, kami membelikan sepasang baju dan celana lebaran buat 2 orang anaknya. Si Luna juga memberi.
Yang terjadi kemudian adalah, pada suatu kesempatan di saat dia ngobrol dengan istriku dia bilang seperti ini, si Luna itu selalu memberi kami yang terbaik. Gak pernah memberi kami barang-barang yang tdak baik kualitasnya.
Apa maksudnya sih orang ini? Apakah pemberian itu mesti dinilai dari apa yang diberikan ataukah cukup dinilai artinya? Diberi kok milih-milih.
Kami bukan meminta pujian atau minta dinilai. Tapi anda seharusnya mengerti bahwa kami memberi, itu karena kami masih menaruh perhatian sama anda.

14.
Suatu hari dia membuat Rawon, pagi-pagi sekali dia mengantarnya ke rumah kami. Istriku senang sekali tapi aku pesimis. Pasti ini rawon dibagi ke kami karena ada sesuatu dan hanya ke kami saja berani ngasihnya. Pasti ke tetangga yang lain gak dibagi, apalagi buat si Luna.
Entah kenapa di saat melihat rawon itu hati kecilku berkata demikian. Aku mengatakan demikian ke istriku, tapi istriku positif thinking dan melarangku berpikir begitu.
Setelah istriku mencoba, dia memuntahkannya kembali, tidak sanggup memakan rawon berasa aneh tersebut. Rasanya sulit dilukiskan dengan kata yang tepat. Lebih enak makan nasi tawar campur sayur tawar dan mie tawar.
Benar saja, beberapa jam kemudian, istriku bertemu Luna dan iseng-iseng menanyakan apakah Luna mendapat Rawon buatan Yuanita atau tidak. Si Luna bilang malah dia gak tau kalau si Yuanita bikin rawon tadi pagi karena dia gak diberi.
Itulah uniknya Yuanita, Kami selalu memberi yang terbaik sedangkan dia memberi kami yang terburuk.

15.
Istriku sudah sangat sering memandikan anaknya, entah itu pada saat dititipkan di rumah kami ataupun di saat melihat mereka kotor sehabis bermain. Maklum ibunya jarang mandi jadi menerapkan hal ini pula pada anaknya.
Pada suatu hari pernah anaknya keringatan karena habis bermain bersama temannya, tiba jam 6 jadwal si anaknya ngaji. Si anaknya minta mandi tapi malah dilarang, katanya nanti sakit. Alhasil si anak ini hanya cuci kaki kemudian baju mainnya yang tadi dilapisi baju koko, kemudian ke masjid. Hebat kan?
Suatu hari anak yang paling kecil dititipin di rumah, dari kemarin si anak ini sering banget garuk-garuk pantat dan bicara entah apa yang dibilang karena belum pintar bicara.
Dia minta pipis, setelah itu istriku menceboknya, ternyata di belahan pantatnya itu banyak pasirnya. Mungkin sejak kemarin dia mengeluh karena pantatnya gatal banyak pasirnya.
Kadang juga baju si anak kecil ini tidak diganti berhari-hari sampai busuk, padahal si anak kecil ini aktif sekali bermain. Terbayang kan baunya?
Sudah sering sekali kejadian seperti itu. Tak terhitung lagi berapa kali istriku mendapati kejadian seperti itu dan kemudian memandikannya.
Tapi pernah suatu hari yang menyakitkan, setelah anak tersebut dimandikan kemudian dipulangkan ke rumahnya,  si Yuanita malah bilang, lain kali jangan dimandikan kalau sore, nanti sakit? Pinter banget ini seorang ibu, lebih milih anaknya tidur dengan baju bekas main sampe keringetan dan pantat anaknya kemasukan pasir daripada dimandiin dengan alasan nanti sakit.
Sejak saat itu aku selalu ingatkan istriku untuk tidak mengurus si kecil. Pokoknya tidak usah peduli sebusuk apa anak  itu biar ibunya menciumnya sendiri dan sadar, tapi istriku lebih banyak tidak menghiraukan karena kasihan melihat si kecil.

16.
Suatu hari si Yuanita hanya datang ke rumah untuk memakai sisir, suatu hari juga hanya datang untuk minjam bedak. Lho, ada apa ini? Bukannya kosmetiknya mahal dan celananya mahal-mahal? Sisir dan bedak aja kok gak punya?

17.
Suatu hari Angel Lelga syukuran mobil barunya, dia membagikan kue ke para tetangga. Karena dia bermusuhan sama Luna Maya, kue untuk Luna dititipin di istriku. Kebetulan juga si Luna ini belum pulang dari kantor.
Keesokan harinya berkumpullah ketiga orang ini, istriku, Yuanita dan Luna.
Luna nanya ke Yuanita apa dia menerima pemberian Angel atau tidak.
Dia bilang dengan tegas tidak. Amit-amit menerima pemberian si Angel yang jelas-jelas musuh Luna. Dia ngomong begitu sambil nyubit belakan istriku agar istriku tidak nyolot. Padahal jelas-jelas kemarin sore di saat si Luna belum pulang kantor, terlihat bagaimana bernafsu dan lahapnya dia memakan kue pemberian tersebut bersama anak-anaknya yang juga makan kesetanan.

18.
Dia sering mengatakan kalau anak-anaknya kurus karena malas makan. Padahal kenyataannya anak-anaknya itu seperti serigala yang sering memperebutkan makanan.
Makanan yang tersedia di saat ibu-ibu sedang ngerumpi atau pada saat buat acara apapun selalu habis oleh anak-anaknya bahkan sempat sebelum dinikmati oleh para ibu-Ibu.
Tidak hanya pada saat itu saja, mereka juga sering ke rumah para tetangga terutama ke rumahku dan ke rumah Oma Marshanda menjarah kulkas. tidak akan berhenti sebelum isi kulkas itu habis.
Ini bukan masalah harga, tapi masalah pernah gak sih, orang tuanya ngajarin sopan santun pada yang lebih tua? Atau bagaimana beradab di rumah orang?
Mungkin saja, anak-anaknya kurus bukan karena  malas makan, tapi karena cacingan karena habis main, tidak mandi dan langsung tidur.

19.
Pernah waktu si Angel Lelga ke Jakarta nemuin suaminya. Si Angel sudah berjanji pada istriku untuk membawakannya oleh-oleh padahal istriku sama sekali tidak memintanya. Mungkin itu termasuk rasa syukur Angel karena hanya istriku yang selama ini menjadi temannya.
Kemudian, si Yuanita dan Luna Maya malah nitip pengen dibeliin oleh-oleh juga padahal jelas-jelas terutama si Luna adalah musuh si Angel. Tapi dia mintanya lewat istriku. Dia tidak berani atau gengsi bicara langsung pada si Angel.
Pernah tau nggak salah satu ciri munafik itu seperti apa? Memusuhi orangnya tapi mau bagian hartanya.




Tingkah Unik si Luna Maya:

1.
Gak terlalu banyak sih, dia ini lebih baik daripada Yuanita. Sedikit ngomong tapi banyak aksi nyata dibandingkan Yuanita yang banyak ngomong tapi aksinya nol.
Talk less do more! Seperti slogan iklan di tv. Seharusnya Yuanita bersikap seperti itu. Karena itu memang lebih baik daripada sebarin omongan tapi cuma bualan yang semakin memperlihatkan kebodohannya.

2.
Yang paling teringat dari Luna adalah yang waktu minta nitip oleh-oleh pada Angel lewat istriku. Itu aja sih yang paling teringat.

3.
Memang sudah sering si Luna ini mencari-cari masalah, membuat-buat masalah agar si Angel Lelga ini buruk dan dimusuhi orang sekompleks, bahkan oleh mertua yang rumahnya dikontrak oleh Angel. Itu bukan hal basi dan sudah sangat sering terjadi. Jadi itulah uniknya si Luna.

4.
Menurutku si Luna ini sering mencari masalah, sering memprovokasi agar orang membenci Angel adalah bukan karena sikap Angel yang tidak sopan, kurang ajar, sombong dan tidak bergaul.
Bagaimana mungkin si Angel ini nyari gara-gara pada Luna sedangkan si Angel ini jarang keluar rumah dan tidak pernah ada urusan sama Luna?

5.
Aku menyimpulkan bahwa si Luna ini cemburu sama Angel yang suaminya tajir mampus. Mempunyai penghasilan 25 sampai 60 juta sebulannya.
Dia cemburu si Angel ini hanya sibuk dengan dunianya sendiri. Dan bisa membeli apa saja yang dia mau. Bisa liburan ke mana saja yang dia mau. Hidup sendiri dan jauh lebih bebas karena jauh dari suami. Cemburu karena di kompleks ini dia punya saingan yang jauh lebih muda, bebas, tajir dan lain sebagainya.




Tingkah Unik si Angel Lelga:

1.
No coment sih untuk orang yang satu ini. Selama dia gak nyusahin aku. Semuanya baik-baik saja.

2.
Pernah waktu pompa airnya mandek selama hampir sebulan, saat itu tidak ada yang bersedia menawari bantuan bahkan tetangga terdekatnya.
Alhasil pada saat itu akulah yang menawarkannya untuk menyambung selang ke rumahku. Setelah dia nyoba, dia gak mau lagi karena katanya airku kotor.
Memang sih air kami lebih kotor dibanding air tetangga lain yang sumbernya dari air PDAM sedangkan air kami hanyalah dari sumur bor.
Yang aku herankan adalah di saat genting begini dia masih sempat-sempatnya memilih? Air ini dia cuma pake mandi dan cebok kok, bukan untuk diminum.
Tuan putri dari mana ini sampai sesensitif itu? Bukannya dia orang kampung ya, yang bisa menjadi sesuatu seperti ini karena suaminya yang berhasil mengangkat derajatnya?
Kalau orang kampung, pastilah pernah merasakan kerasnya kehidupan. Tapi kenapa dia menjadi segengsi seperti ini bahkan untuk kepentingan dan kelangsungan hidupnya sendiri?
Bahkan yang kurang ajarnya, dia minta kepada istriku untuk menyambungkan selangnya ke rumah Luna Maya jika si Luna sedang ke kantor.
Wah ternyata sama aja, saling musuhan tapi mau hartanya.


Hahhh capek juga menulis tentang para tetanggaku ini.
Semuanya memiliki keunikan masing-masing yang kadang-kadang bikin aku muntah terutama si raja bual Yuanita.
Sejak banyaknya kejanggalan yang aku rasakan, aku akhirnya menjaga jarak kepada semua tetangga di sini. Terutama pada si Yuanita. Tidak ada lagi kasihan atau apapun.
Sejak saat itu, hidup secara masing-masing, menghadapi masalah sendiri, hiduplah dengan wajar dan normal tanpa mengganggu orang lain.
Bukannya aku memusuhi. Pada dasarnya aku welcome terhadap semua orang selama orang tersebut tidak ada masalah sama aku. aku tetap senyum jika berpapasan. Cukup itu saja dan tidak mau ngobrol lebih. Pokoknya seperlunya saja.

Secara keseluruhan hidupku di sini jauh lebih nyaman dibanding pada saat di Tamalate dulu.
Aku tidak pernah berurusan atau punya masalah di sini.
Semuanya baik-baik saja dan aku hanya diam.
Aku diam bukannya aku tidak peduli dan tidak tahu, tapi aku memperhatikan dan mempelajari!

No comments:

Post a Comment