Wednesday, July 2, 2014

Nenek Opa tutup usia

Foto Nenek Opa pada Agustus 2014 ~ usia 84 tahun
























hari ini kakek dari pihak ibuku telah tutup usia.

Ya, hari ini kakek dari pihak ibu gw telah berpulang ke sang khalik.
Jam 02.30 dinihari hari tadi sesaat sebelum kami bangun sahur ada telepon dari keluarga di Bau-Bau yang mengabarkan kalau Nenek Opa (begitu biasa kami memanggilnya) telah tutup usia jam 01.00 tadi.

Sampai pagi ini gw belum jelas bagaimana detail saat-saat terakhirnya.
Gw Cuma diberitahu semua bermula seminggu yang lalu, katanya mulai seminggu yang lalu dia mulai sakit keras. Nah, pada malam tadi ada dua orang anaknya yaitu bapaknya Sadam dan Ibunya Onky yang mengurusnya.
Katanya badannya sempat dipijat-pijat kemudian didudukkan di kursi oleh bapaknya Sadam. Tidak lama kemudian dia sudah tidak bergerak lagi menandakan bahwa dia telah tutup usia.

Setelah mendapat kabar, keadaan selanjutnya berjalan normal. Gw bangun sahur dan kemudian lanjut menonton partai 16 besar Piala Dunia antara Amerika vs Belgia.
Yang gw kepikiran justru ibu gw di Kendari, gw takutnya dia shock mendengar kabar ini. Untungnya saudaranya baru akan memberitahu dia nanti sehabis sahur. Alasannya dia dipanggil pulang dulu ke Bau-Bau karena Nenek Opa sakit.
Itu benar atau tidak, gk taulah, semoga ibu gw bisa kuat menghadapi cobaan ini.

Terakhir gw bertemu dengannya adalah pada bulan Desember 2013 lalu saat bibi gw yang juga anak paling bungsunya menikah. Waktu itu dia masih sehat.
Dan gw tidak menyangka kalau itu merupakan pertemuan terakhirku dengannya.
Dan hari ini, Rabu 02 Juli 2014 berarti gw sudah tidak mempunyai The Real Kakek dan Nenek lagi baik dari pihak ibu maupun pihak ayah.

Gw sayang kamu kakekku sayang, walaupun itu tidak pernah terucap dari bibirku karena gw memang tidak pernah mengatakan sayang pada orang yang gw sayang. Tapi gw lebih menunjukkan pada perbuatan.

Yang akan selalu teringat adalah pengalaman waktu kecil di saat engkau selalu mengajakku pergi melaut bersama dengan menaiki perahu kecil menerobos sungai dan tembus ke laut.
Yang akan selalu teringat adalah sosokmu yang lucu walaupun kadang-kadang ada yang menganggap nyebelin dan bikin repot tapi menurutku itulah bagian dari dirimu yang lucu.
Yang akan selalu teringat juga adalah tulisan-tulisan curahan hatimu maupun sekedar nama, tanggal dan tanda tangan sebagai tanda peringatan di tembok, di pintu dan dimana-mana.
Kami juga akan kehilangan cerita-cerita lucumu, lagu-lagu lucumu dan tingkah-tingkah lucumu lainnya.
Gw senang dan beruntung punya kakek sepertimu, akrab dengan kami semua, lucu, santai dan tidak perlu sok dituakan.

Sayang sekali dia tidak bisa melewati Ramadhan kali ini.
Sayang sekali gw tidak bisa meluangkan sedikitpun waktu di pekan-pekan terakhirnya.
Sayang sekali gw gak bakalan bisa bertemu dengannya lagi pada lebaran di tahun-tahun mendatang.
Dan sayang sekali gw tidak bisa hadir di acara pemakamannya.

Walaupun demikian, gw tetap kirimkan do’a, semoga diampuni segala dosa dan kekhilafannya, semoga segala amal dan kebaikannya diterima di sisi Allah, semoga dilapangkan dan diterangi kuburnya, semoga  segala yang terbaik dia dapatkan di sana.
Dan juga, semoga kami yang ditinggalkan bisa tabah dan ikhlas menerima semua ini. Dan semoga kerukunan diantara kami semua dapat selalu terjaga.

Beristirahtlah dengan tenang Kakekku sayang….


Kenangan terakhir bersama Nenek Opa saat pernikahan Bibi pada Desember 2013















No comments:

Post a Comment