Sejak liga di mulai lagi awal tahun ini, saya sudah menandai tim-tim mana saja yang akan saya nonton langsung di stadion, salah satunya dan menjadi paling akhir di musim ini adalah laga PSM vs Persib.
Sudah janjiku memang untuk menonton langsung di stadion agar aura semangatnya lebih terasa.
Sejak tahun lalu kami memang lebih sering ke stadion untuk mencari hiburan yang positif.
Tahun lalu, liga belum ada karena PSSI masih di bekukan.
Hanya turnamen-turnamen kecil yang diadakan, jadi sangat sulit berharap PSM bakal bertemu Persib.
Kedua tim bisa saja bertemu bila PSM tidak kalah dari Mitra Kukar di Piala Presiden waktu itu.
Nah, sejak saat itu saya berniat bila nanti kompetisi sudah ada lagi, saya akan membawa istriku nonton langsung di stadion, dan juga agar istriku bisa mengobati kerinduan akan kampung halamannya.
Suporter cinta damai, beda klub namun tetap satu hati (29.10.16) |
Bukan hanya itu, saya juga berniat ngajak teman asal Subang, dulu dia masih kerja sebagai teknisi listrik di kantor dan kami akrab karena dia aktif bermain bola dan juga senang bermain musik.
Sekitar 2 bulan lalu, dia sudah tidak kerja di kantor lagi, dia sekarang kerjanya di sekitaran rumahnya saja di Maros.
Tapi karena sudah niat dari dulu, saya tetap mengajaknya asal dia menyanggupi untuk datang ke Makassar.
Lagian agar istriku punya teman sesama Sunda saat nonton laga ini.
Kami sangat senang dan bersyukur bisa membahagiakan orang.
Kami ke Stadion ada 5 orang, dan saya selaku koordinator, saya yang beli tiket dan saya pula yang datang lebih dulu ke stadion boking tempat, dengan padatnya penonton akhirnya saya memanfaatkan anak-anak yang mungkin masih SD untuk duduk dengan jarak lebih lebar agar tempat kelihatan penuh.
Aku dan Hasan, berbagi kebahagiaan (29.10.16) |
Waktu PSM sedang unggul 2-1, istriku bilang, inilah efek nonton langsung si stadion, efeknya terasa, katanya dia sakit hati, untungnya skor jadi imbang 2-2 di menit-menit akhir, gantian saya yang kecewa karena PSM gagal membalas kekalahan saat tandang di Bandung dulu.
Sebenarnya Persib bisa menang 3-2 asal dia tidak kebanyakan protes, karena PSM sudah dapat kartu merah satu.
Tapi sayang, Vujovic, bek Persib yang memang terkenal meledak-ledak lebih suka protes ke wasit.
Walaupun begitu, saya bersyukur penonton tidak terprovokasi, mungkin juga karena penjagaan sudah ketat, tidak memperkenankan penonton masuk ke stadion dengan membawa botol air minum.
Saya juga senang melihat kelompok suporter PSM dan Persib yang bersahabat, saat jeda babak pertama, beberapa suporter persib berjalan ke arah tribun suporter PSM dengan membawa tulisan "terima kasih Makassar"
Dalam sejarahnya, persaingan kedua tim memang bagai el-classico, namun suporter tetap bersekutu.
Terimakasi untuk saudara-saudaraku, Khalid, Arsyad dan Hasan yang sudah melengkapi kebahagiaan kami malam ini.
No comments:
Post a Comment