Sunday, January 12, 2020

Pengalaman Pindah Faskes BPJS Untuk Operasi Katarak

Ini cerita tentang pengalaman pindah Fasilitas Kesehatan (Faskes) BPJS untuk oprerasi katarak.

Jadi bapakku tuh sudah sekitar 2 tahun ini merasa pandangannya berkurang dan sudah pernah memeriksakan diri ke dokter dan ternyata itu disebabkan karena katarak.
Tapi katanya dia merasa pandangannya semakin parah 2 bulan ini, dia sudah tidak bisa bawa motor lagi, katanya seperti melihat di dalam air. Dia takut kalau bakal lebih parah dari ini kalau tidak segera ditangani.

Susah juga ya, walaupun anaknya 4 tapi berada di luar semua, jadi nggak menjamin banyak anak bakalan dibantu terus kalau sudah tua, pada akhirnya anak akan memliki kehidupan sendiri dan tidak menutup kemungkinan berada jauh dari orang tua.

Yang tersisa di Kendari hanya adikku, anak ke 4 dan sudah memiliki 2 orang anak, sibuk dengan klinik bekam dan tinggal cukup jauh dari rumah bapak. Sudah pasti bakalan tidak bisa sering-sering juga ngurusin bapak.

Walaupun sudah kami jelaskan di sini tentang cara penggunaan BPJS tapi bapak tetap saja tidak mau ke Faskes karena sudah berprasangka buruk duluan tentang pelayanan BPJS yang tidak menghargai pengguna BPJS.

Januari 2018 saat saya pulang ke Kendari, saya sudah mengubah faskes BPJS bapak dari Puskesmas yang jaraknya sekitar 15 km dari rumah bapak, menjadi di Klinik Kimia Farma yang jaraknya sekitar 2 km saja dari rumah, karena waktu itu bapak mengeluh tentang jarak Puskesmas yang sangat jauh dan pelayanannya yang buruk, akhirnya berdasarkan pengalamanku di Makassar yang puas dengan pelayanan Klinik Kimia Farma, maka saya megubah faskesnya secara online ke Klinik Kimia Farma juga, tapi ternyata dia tidak pernah ke sana mengecek matanya, apalagi sekarang sudah tidak bisa bawa motor, gak mungkin bisa ke sana.

Karena sudah semakin parah dan dijelaskan juga dia gak ngerti, maklum sudah tua,  maka dia ditemani oleh adikku datang ke Makassar pada 21 Desember, padahal saya sudah bilang, gak bisa langsung ke sini, takutnya tidak dilayani karena belum keadaan darurat, takutnya diminta rujukan dulu dari sana.

Saya tidak tahu apakah karena tidak mau atau tidak tahu sehingga datang langsung ke sini?
Saya jadi bingung mau ngapain, karena dulu juga pernah pengalaman menggunakan BPJS, kami langsung minta dirujuk di rumah sakit, dan ditolak oleh faskes karena katanya, kami masih bisa ditangani di faskes, jadi walaupun faskes keluarin surat rujukan, kami bakal dibalikin lagi ke faskes.

Tapi bapak bilang, dia gak masalah kalau lewat jalur umum saja, dia gak mau pakai BPJS di Kendari,
pelayanannya jelek, pasien gak dihargai katanya, padahal saya tahu, dia hanya dengar dari omongan orang dan gak pernah membuktikan sendiri, lha dia saja gak pernah ke faskes atau ke rumah sakit, atau mungkin dia pernah tapi caranya salah, langsung ke rumah sakit sehingga dilayani kurang baik.

Terlepas dari mana yang benar, ini masukan juga buat Petugas Medis, Faskes atau Rumah Sakit, jangan lagi menganggap pasien BPJS adalah pasien gratisan, karena mereka juga seumur hidupnya bayar iuran, lagian juga pada saat melayani mereka memang gratis tapi tetap saja dana BPJS itu nanti bakalan kalian terima dan jumlahnya tidaklah kecil, ya kan? Saya tahu ini karena pernah diceritakan oleh teman yang seorang dokter spesialis, kalau dana BPJS yang dia terima sekurang-kurangnya Rp.500 juta dalam setahun, dan itu cerita tahun 2010, gak tahu kalau sekarang?

Dengar bapak bilang begitu saya jadi emosi juga, yah, kalaupun bapak diperlakukan buruk ataupun emang malas ke sana karena omongan orang, apa bapak tidak kepikiran untuk memperjuangkan hak bapak yang sudah seumur hidup bayar iuran?
Selama ini bapak bayar iuran, tidak pernah sakit dan tidak pernah menggunakan BPJS, dan ketika bapak membutuhkan sekali saja pertolongan, bapak tidak memperjuangkan hak bapak? 😡

Yah, apalah daya, mungkin bapak gak ngerti cara menggunakan BPJS, mungkin karena sudah tua juga dan kami anak-anaknya berada jauh darinya.
Mau ikutin mau bapak lewat jalur umum kasihan juga, karena kelas rendahan saja biayanya mencapai 10 juta diluar lensa, belum kontrolnya, sedangkan bapak merupakan pasien BPJS kelas 1.

Setelah berpikir, akhirnya saya kepikiran untuk coba memindahkan faskesnya secara online ke Makassar, tapi yang jadi pemikiran saya adalah, kapan berlakunya? Apakah pas pergantian bulan ataukah satu bulan sejak tanggal dirubah?

Setelah baca-baca diinternet dan tanya langsung call center BPJS, ternyata jika kita merubah faskes maka mulai berlaku pada tanggal 1 bulan berikutnya, artinya walapun kau rubah di akhir bulan, misalnya tanggal 28, maka di tanggal 1 bulan berikutnya, faskes tersebut sudah bisa digunakan.

Rasanya beruntung banget, akhirnya tanggal 27 Desember saya merubah faskes bapak ke Makassar dan tinggal 5 hari lagi faskes tersebut sudah bisa melayani bapak dan memberi rujukan ke klinik spesialis mata. Karena memang sehari sebelum saya merubah faskesnya, kami mengantarnya ke klinik spesialis mata tersebut lewat jalur umum dan kata dokter, matanya harus segera ditangani sebelum 1 bulan karena kalau tidak bakal gak bisa lagi diobati alias buta permanen.

Rencanya Tuhan juga mereka datang di akhir bulan, jadinya mereka gak bosan tinggal lama di sini untuk menunggu faskesnya bisa digunakan.

Dan akhirnya tanggal 10 Januari bapak dioperasi, dan yang saya tidak sangka adalah operasi katarak tidak perlu dirawat inap, pasien bisa langsung pulang ke rumah, artinya opreasi katarak masih tergolong operasi ringan.

Mata kanan bapak yang dulunya sangat parah seperti melihat dalam air kini sudah membaik dan malahan kata bapak jadi lebih jelas dibanding mata kirinya. Dia bilang kalau begini, dia sudah berani lagi bawa motor sendiri. 😄

antri untuk kontrol pasca operasi
Saya bersyukur perubahan terjadi begitu cepat, bapak yang 3 minggu lalu datang ke sini dan susah melihat, yang menyebabkannya susah berjalan sendiri akhirnya sudah lebih baik. Saya ingat ketika kami karaoke, begitu susahnya dia membaca tulisan lagu yang dinyanyikannya.
Saya bahagia ketika beberapa hari yang lalu kembali melihatnya menonton tinju di tv, olahraga kesukaannya, yang mungkin sudah tidak bisa dinikmatinya beberapa tahun ini.

Kata bapak dia puas sama pelayanan di sini, di faskes dilayani dengan ramah walaupun tergolong pasien yang baru pindah, dan di klinik mata juga walaupun banyak orang dan antri lama tapi petugasnya tetap melayani dengan ramah, sehingga pasien merasa dihargai, saking euforianya dia selalu menelpon teman-teman dan ponakannya untuk memberikan testimoni bagusnya pelayanan di sini, Ah, saya pikir di Kendari juga seperti itu kali, cuma bapak aja yang ketakutan duluan sama cerita orang. 😄

kontrol pasca operasi
Alhamdulillah, Terima kasih ya Allah atas segala kelancaran urusan bapak di sini.
Jagalah selalu kedua orang tua kami dan berikan kami kesempatan untuk dapat membahagiakan mereka. 😇

1 comment: