Bangun pagi dapat berita mengejutkan, katanya Om Uudu tutup usia tadi malam, tapi saya belum percaya karena yang nyebarin status di FB belum konfirmasi.
Jam 09.30 akhirnya berita itu dibenarkan, dan saya pun bergegas ke rumah duka di Perumahan Telkomas Makassar.
Saya hanya bisa diam dan mendoakan dalam hati, ada juga penyesalan yang bikin sakit hati.
Sejak 2 tahun lalu, mama memberikan foto Nenek Opa yang lagi duduk bersampingan dengan Ibunda om Uudu, hanya itu kenangan yang tersisa, semoga dengan itu Om Uudu selalu mengingat keterikatan kami dengannya.
Saya selalu menunda dan menunda, dan juga sejak saya pindah ke Makassar 5 tahun lalu, baru tahun kemarin saya menyambung tali silaturrahim lagi dengannya.
Saya selalu datang saat lebaran haji, tahun lalu foto tersebut saya lupa cetak, tahun ini begitu juga, saya berniat mungkin nanti libur tahun baru akan datang berkunjung lagi, tak taunya 2 bulan kemudian dia sudah meninggalkan kami.
Yang saya juga sesali, waktu datang kemarin, saat itu dia ditinggal sendiri di rumah karena yang lain pada ngantarin cucunya berobat, saat itu sebelum pulang, istriku ngajak berfoto bareng dia, tapi saya tidak mau karena dia telat bilangnya, dia bilang nanti kami sudah mau keluar pintu, lagian saya juga berpikir masih ada kesempatan lain.
Saya tidak menyangka bahwa itulah perjumpaan kami yang terakhir dengannya.
Saya teringat, saat pertamakali datang ke Makassar untuk daftar kuliah pada tahun 2004 lalu, dia yang menjemput kami di Bandara dan mengcover semua keperluan kami saat itu.
Beliau adalah orang yang baik dan yang paling saya salut adalah dia selalu menjalin baik silaturrahim, ada orang sakit, acara keluarga atau undangan pernikahan, walaupun itu jauh, dia selalu sempatkan untuk hadir.
Itu juga kesan yang saya dengar dari orang-orang yang datang melayat hari ini.
Saya mengenal beliau dari orang yang hebat sampai sampai kemudian sampai seperti ini.
Dulu saya pusing mau makan apa, karena lauk bermacam-macam sampai akhirnya saat kami datang tahun lalu merasa tidak tega memakan sajian lebaran.
Hari ini pun kalau tidak ada keluarga yang membantu, tak ada yang bisa disajikan untuk para tamu.
Dan untungnya, Om juga aktif di mesjid sehingga tenda sudah tercover dari Himpunan Kerukunan Mesjid.
Saya juga bersyukur karena teman-teman Om di mesjid sudah mau membantu segala urusan pada hari ini, semoga amal kalian dibalas yang lebih baik oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Saya sedih melihat keadaan hari ini, saya terpikir "begini ya bila meninggal di tanah rantau?"
Hanya ditemani beberapa orang keluarga, tetangga dan kenalan semasa masih aktif bekerja dulu.
Tante juga hanya pendatang dari Solo, tak ada juga saudaranya yang datang menengok dikendalakan usia.
Orang baru berdatangan saat siang hari, Saya terbayang bila ini di Bau-Bau, banyak keluarga dan pasti sejak pagi tadi orang sudah pada sibuk membantu.
Saya tidak tahun pasti, mungkin sejak 2010 atau 2011 Om pertamakali terkena stroke yang menyebabkan omongannya kurang jelas, karena pada tahun 2009 saat saya masih di Bulukumba dan datang ke Makassar untuk menjenguk paman yang datang berobat dari Bau-Bau, dia masih bisa menyetir mobil.
Walaupun lama tak jumpa, tapi dia tetap akrab sama kami.
Itu juga yang saya sesali, karena baru memulai menjalin silaturrahim tahun lalu.
Mungkin saya baru sadar, pentingnya keluarga.
Dan saya juga selama ini malas karena tak punya bahan obrolan yang pada akhirnya itu tak terbukti.
Karangan bunga dari teman-teman yang menyayangi Om (07.11.16) |
Selamat jalan Om, Om orang baik dan banyak teman.
Terimakasi untuk segala kebaikan Om pada saya, teman dan orang-orang terdekat saya.
Maafkan saya Om karena jarang mengunjungi Om.
Maafkan saya karena tidak sempat memberikan foto kenangan ikatan keluarga kita.
Maafkan saya karena tidak berani menatap wajah Om untuk yang terakhir kalinya.
Tapi Om pasti tahu, saya selalu mendoakan Om di setiap kesempatan.
No comments:
Post a Comment