Thursday, October 17, 2019

Pesona Pantai Nirwana Bau-Bau dan Pantai Jodoh Batauga Buton Selatan


Hari ini kami liburan bersama dengan teman dari Makassar. Kebetulan dia lagi tugas luar ke Bau-Bau dan ngajak istrinya, jadilah saya sebagai Tuan Rumah yang baik mengajak mereka melihat keindahan Kota Bau-Bau ini, haha. 😄

Kami awali dengan liburan ke Pantai Nirwana, ya habis mau ke mana lagi ya kan.
Saya lihat ada yang baru deh di Pantai Nirwana yaitu penyewaan perahu, jadi kalau mau ala-ala nelayan, kamu bisa sewa perahu itu dengan harga 30 ribu, dan gunakan sepuasmu.

Di saat lagi asik-asiknya makan, tba-tiba mamaku bercerita tentang masa kecilnya yang pergi ke Pantai di Batauga. Kalau sekarang, Batauga itu sudah menjadi ibu kota Kabupaten Buton Selatan. Katanya pantainya bagus dan batu-batu di sana bagus, jadi waktu itu katanya dia ngumpulin batu-batu di situ dan bawa pulang ke rumah.
Tapi saya bilang, mungkin saja pantainya itu sudah hancur oleh PKI, berhubung dia ke sana saat masih SD, haha. 😄

Tapi ya okelah, untuk memuaskan nostalgianya akhirnya saya antar ke sana, tapi pantai manakah yang dimaksud? Mamaku sendiri lupa nama pantai itu apa, katanya nggak ada namanya, pokoknya pantai di pinggir jalan.

Akhirnya kami browsing-browsing dan menemukan pantai yang tedekat, yaitu Pantai Jodoh, jaraknya 25 km dari Pantai Nirwana. Ya berhubung selain saya dan Mamaku belum pernah ke Batauga, jadi saya pikir ke sana aja, memperlihatkan hal baru kepada mereka.

Setelah di desa Bola, ada lorong kecil dan ada petunjuk arah Pantai Jodoh, tapi karena melihat penampakannya hanya seperti lorong kecil, jadi kami pikir jalan di situ adalah pintu lain menuju Pantai Jodoh, lagian Google Map juga bilang, Pantai Jodoh masih 200 meter lagi.

Dan akhirnya kami jalan terus, dan ternyata benar, ada jalan yang lebih luas dan ada papan petunjuk Pantai Jodoh. Kami langsung belok ke situ, tapi setelah berjalan sekitar 150 meter, jalannya menurun dan makin mengecil, dan kiri kanan dan depan hanya pepohonan, saya tidak melihat ada jalan tembus ke pantai.

Akhirnya saya stopkan mobil dan kami bertanya pada warga sekitar, katanya pintu masuk Pantai Jodoh itu ada di lorong kecil tadi, sedangkan jalan yang ini adalah jalan buntu dan jurang!
What the hell? Kan kampret, disesatin Google Map, hampir aja jatuh ke jurang, hampir aja terjadi KKN Desa Penari, disesatin oleh pandangan sendiri, haha. 😄

Okey, jadi tibalah kami di Pantai Jodoh dan ternyata lorong kecil tadi itu hanya depannya aja yang kecil, saat kita teruskan maka kita akan menemukan jalan ke Pantai Jodoh yang bagus dan dibeton. Dan ternyata Pantai Jodoh tak seindah yang dibayangkan, masih kotor dan tak terurus, mungkin pengunjung di sini sedikit, jadi tidak ada biaya untuk meningkatkan fasilitas.

Saat kami datang, tidak ada seorang pengunjungpun selain kami, hanya ada nelayan yang mencari ikan dengan jaring di tepian pantai yang lagi surut. Ah, gak papalah, yang penting sudah tahu aja pantainya kayak ini, lagian masuknya juga gratis, saya tidak tahu bagaimana kalau hari libur, apakah rame dan masuknya bayar?

Dan ternyata mamaku lupa, apakah ini pantai yang dia kunjungi waktu kecil atau bukan, haha. 😄
Lu bayangin aja men, itu 55 tahun yang lalu!
Ya mungkin aja, itu hanya pantai yang ada di pinggiran jalan, karena memang sepanjang menyusuri Batauga ini, kita melewati pinggiran laut.

Oke itu, saja pengalaman pada hari ini, alhamdulillah semua bahagia, terima kasih ya Allah atas kebersamaan ini. 😇
Untuk pemerintah Batauga, tolong ya, tempat wisatanya diurus, dibagusin lagi fasilitas dan kebersihannya, biar bisa ngangkat nama Batauga. 💪

No comments:

Post a Comment