Tuesday, November 12, 2019

Debat Bumi Datar Lawan 5 Orang


Berawal dari postingan salah satu teman di grup WA pada malam hari kemarin, katanya di instagram lagi viral debat bumi datar, tapi mungkin karena itu malam jadi tidak ada yang menanggapi.
Baru pagi ini postingan tersebut ditanggapi.

Karena saya sangat tertarik dengan topik yang seperti ini, akhirnya saya mulai menanggapi dengan bercanda.
Saya mengirim gambar tentang guru yang mengajar muridnya tentang sifat air yang selalu datar tapi kok bentuk buminya bulat?

Jadi seperti inilah perbincangan kami yang ujungnya terjadi debat kusir.


Saya:    
(Mengirim gambar dengan obrolah seperti ini: guru: sifat air adalah? / Murid: Datar! / Guru: jadi bentuk bumi adalah? / Murid: Bulat! / Guru marah dan mengejar para murid).
Teman 1:
Betul-betul pengaruh konspirasi media mematikan kemampuan berpikir logis siswa.
Teman 2:
Gravitasi logis?
(Mengirim gambar penjelasan tentang gravitasi).


Teman 3:
(Mengirim gambar bentuk bumi bola)
Saya:
Ini kalau memang ada ujung bumi, tapi bagaimana kalau luas bumi sama dengan luas langit?


Teman 3:
(mengiirim gambar bumi bola dengan matahari yang gepeng)
Saya:
Tidak selamanya bumi datar, benda langitnya juga datar. Kan meja biliard persegi, masa bolanya harus persegi juga?


Saya:
Sudah pernah lihat garis waktu?
(Mengirim bentuk garis waktu versi bumi bola yang berkelok-kelok dibandingkan dengan garis waktu versi bumi datar yang presisi)
Teman 3:
Saya bingung bacanya (garis waktu)
Saya:
Saya juga bingung bacanya, kok bisa bengkok-bengkok waktunya?
Teman 3:
Oalah, bengkok ya? Itu kebijakan negara masing-masing. Tidak ada kewajiban negara untuk mematuhi konsensus yang memecah wilayah waktu per 15 derajat per jam.
Saya:
Iya, lucu bengkoknya. Gak ada kewajiban tapi terjadi. Diamalkan di seluruh dunia, diajarkan di Sekolah-sekolah, yang tidak mau ikut, gak naik kelas.


Saya:
Kebohongan yang dikatakan terus-menerus akan dianggap benar. Jangankan 500 tahun, 20 tahun saja katakan kebohongan, kalau kita hanya terima saja, pasti kita anggap benar.
Teman 3:
Saya setuju.


Teman 2:
Jadi kamu ikut kubu yang mana?
Saya:
Sudah jelas dari gambar profil di WA (saya memasang foto Nikola Tesla, memakai nama Nikola Tesla, dan info interested in konspirasi, flath earth, music and soccer).
Profil di facebook juga saya tulis interested in konspirasi, flath earth, music and soccer.
Sejak Desember 2017 saya sudah hijrah menjadi Kaum Bumi Datar.
Teman 2:
Wkwkwkwkwk 😂


Saya:
Saya percaya dunia tidak seperti yang dilihat.
Kenapa kita tidak mau tahu?
1. Karena kita terlalu sibuk cari uang
2. Manusia pada dasarnya mau terima yang “gampangnya saja”
Itu yang mereka inginkan, kita nggak sadar, gak peduli dan gak mau tahu. Itu yang mereka paling suka, tujuannya memang itu, agar kita tidak perlu bertanya lagi.
Teman 3:
Siap hahaha 😄


Saya:
Tidak perlu pintar guys, cukup merenung, melihat tanda-tanda alam. Gunakan otak intel anda, gak perlu pintar.
Teman 3:
Saling menghormati kepercayaan masing-masing.
Saya:
Iya, gak ada gunanya memaksakan, kecuali ada yang tertarik, baru saya jelaskan.
Teman 3:
Jangan sampai debat mirip Ahok terulang lagi hahaha. 😄
Saya:
saya juga dulu begitu, tidak percaya. Tapi rasa penasaran saya ada dan memang dari dulu ada pertanyaan-pertanyaan dari dalam diri yang ingin saya cari jawabannya. Intinya guys, tertarik dulu. Kalau nggak ya nggak usah.
Teman 3:
Siap!                                  


Teman 4:
(Mengirim artikel tentang Astronot Muslim yang bersumpah bahwa bumi itu bulat)

Dibaca dulu, kalau tertarik baru dipahami.
Saya:
Menteri Agama yang terjerat kasus korupsi dan Para Koruptor lainnya juga bersumpah tidak akan korupsi. (hanya dalam hati / saya tidak kirim ke grup WA karena dia adalah teman baikku dan saya tahu dia orangnya agak lebih mudah tersulut emosinya).
Teman 4:
Mungkin perlu ke luar angkasa dulu baru benar-benar percaya. Kalau ada rejeki dan kesempatan serta belum ajal, semoga bisa ke luar angkasa dan buktikan sendiri. Tidak usah percaya apa kata orang apalagi ahlinya hihihi, siapa tahu lebih enak tinggal di luar angkasa daripada di bumi yang flat-flat saja hihihi. 😁
Saya:
Amiin, lanjutkan mimpimu kawan. Semoga tercapai keinginanmu (hanya dalam hati).
Saya
Naik sendiri ke luar angkasa untuk membuktikan itu perlu. Tahun 1969 orang katanya sudah ke bulan Seharusnya sekarang lebih mudah. Banyak orang kaya sudah antri pengen ke bulan, tapi berangkatnya entah kapan.
Teman 5:
Betul nih, ke Matahari (tempat belanja) saja bisa bolak-balik kok, masa ke Bulan tidak pernah lagi? Hihihi. 😁
Teman 4:
Lebih bagus ke Ramayana, banyak diskon akhir tahun.

                               
Teman 5:
Ilmu pengetahuan itu terus berkembang, apa yang kita anggap salah atau benar saat ini mungkin suatu saat malah terbukti sebaliknya. Bukankah Galileo sampai harus dipenjara atau dihukum mati ya, gara-gara menyatakan bahwa bumi itu bulat? Nah mungkin saat ini kita menertawakan orang yang mengatakan bumi datar, tapi suatu saat kitalah yang akan ditertawakan.
Saya:
Saya suka ini. Awalnya datar kemudian jaman Galileo tahun 1400 atau 500an, dikatakan bulat. Sekarang ada yang lagi berjuang untuk mengembalikan ke pemahaman datar. Kira-kira seperti itu.

Terjadi pembahasan yang lain dan suasana mulai tenang
Kemudian muncul lagi WA seperti ini.

Teman 4:
Mana tuh Nikola Tesla (namaku di Profil WA), kami mau dengar lagi tentang kontrasepsi bumi datar, bulat atau kerucut.
Teman 2:
Hahaha 😂, saya kaget, ternyata disimpan di keterangan profilnya (Profil WA dan Facebookku).
Saya:
Saya sudah malas, kecuali diundang sebagai Widyaiswara dan dibayar per jam, 10 menit dihitung perjam.
Teman 4:
Ah kau sama saja dengan Teman 3.

Sudah hampir jam 12 siang dan waktunya Shalat Dzuhur.
Dan kemudian obrolan berlanjut bertahap hingga malam hari.

Saya:
Yang belum shalat, silahkan shalat dulu
(Mengirim gambar orang shalat dengan bumi bola yang akhirnya arah kiblatnya tidak tepat).
Teman 2:
Saya ingin juga menggambar deh, kalau buminya datar, orang saling himpit-himpitan. Siapa yang bisa gambarkan? Gambarku tidak bagus, hahaha. 😂
Saya:
Kenapa bisa sempit?
Teman 2:
Karena buminya tidak luas. Terus dimana posisinya kutub utara dan selatan kalau buminya datar?
Saya:
Kenapa bisa tidak luas? Justru bumi bola lah yang tidak luas karena hanya bundaran seperti itu dan sudah ditahu luasnya hanya beberapa kilo meter.
Kalau bumi datar, luas bumi sama dengan luas langit yang belum ditahu ujungnya di mana dan luasnya seberapa.
Kutub Utara di tengah.
Teman 2:
Selatan?
Saya:
Selatan ada di bawah, mengelilingi seluruh daratan.
Teman 2:
Hahaha 😂, jadi masuk ke dalam perut bumi atau bagaimana?
Saya:
kalau anggap di bawah seperti itu keliru. Dia bukan di bawah, tapi mengelilingi.
(Mengirim peta bumi datar)
Yang baru ditahu oleh manusia baru sampai pada kutub selatan, sama dengan logo PBB
(Mengirim gambar logo PBB)
Apakah PBB tahu konspirasi ini? Bisa jadi.
Justru bumi bola yang sempit karena ada ujung buminya dan hanya seluas itu.
Teman 3:
(Mengirim gambar cara membuat peta bumi datar dari proyeksi bumi bola)
Logo PBB adalah proyeksi benda bulat ke bidang datar.
Saya:
Jadi menurutmu peta bulat yang lebih dulu ada dan digunakan? Hahaha 😂
Peta bulat baru dipakai pada tahun 1950an dan dibuat berdasarkan peta datar, makanya peta bulat jadi ada bagiannya yang mengecil yaitu kutub selatan, karena dari datar dikusut jadi bola. Itu juga kenapa Logo PBB pakai peta datar karena emang peta datar sudah digunakan lebih dulu, dan sampai sekarangpun belum diganti lambangnya.


Saya:
Oh iya ada satu lagi. Ada temanku yang tinggal di Amerika. Ketika pulang ke Indonesia, dia posting di Facebook kalau pesawatnya transit di Jepang kemudian lanjut ke Jakarta. Saya penasaran, kemudian saya cocokkan kenapa harus singgah di Jepang, tempat persinggahan lain kan banyak? You know what?
Jika di bentuk bumi bola, maka rutenya akan membentuk garis L dan melintasi Samudera Pasifik, tapi di peta datar maka akan membentuk garis lurus.
Silahkan lihat peta datarnya dari Amerika ke Jakarta. Ini saya dapat hanya karena saya penasaran aja.
(mengirim gambar peta datar dengan rute pesawat dari Amerika ke Jakarta)
Apakah karena alasan efisiensi? Ataukah ekonomi?
Teman 3:
Kenapa rute pesawat tidak lewat Samudera Pasifik? Karena bila ada apa-apa, akan susah mendapatkan bantuan, logikanya begitu. Bahaya juga kalau landing darurat di Samudera Pasifik.
Teman 1:
Singgah isi bensin bro, siapa tahu ada Orang Jepang mau nebeng ke Jakarta, gitu aja kok susah?!
Saya:
Baiknya isi bensin di Arab, di sana lebih banyak minyak dan juga banya TKI mau pulang ke Indonesia.
Saya:
Ada nggak pesawat dari bawah mau ke Russia, mutar ke kutub Selatan tembus ke Utara atau sebaliknya?
Teman 3:
Karena safetynya!


teman 3:
(Mengirim gambar pesawat dari Australia langsung ke Chile dan tidak melewati Amerika, yang kemungkinan besar dia habis searching web-web tentang kontra bumi datar)
Tadi kan bahas rute utara ya? Amerika – Jepang – Jakarta. Ini nih rute selatan. Kalau teori bumi datar konsisten, harus juga berlaku di belahan bumi selatan.
Saya:
Konsisten? Apa memang tidak ada yang ke Amerika dulu?
(mengirim gambar hasil searching sendiri di web tentang tiket Austarlia ke Chile yang ternyata ada beberapa yang transit di Amerika).
Tuh tiketnya, 22 Juta!
Yang nggak konsisten itu yang seperti ini, kenapa tidak ada, kan lebih dekat?
(mengirim gambar rute pesawat dari Australia melintasi kutub selatan dan langsung tembus ke Chile).
Teman 6:
Salah satunya memang faktor kemanan, safety first.
(mengirim link artikel tentang mengapa pesawat terbang komersial tidak boleh melintas di atas benua antartika).   
Saya:
Aih, kok gitu sih? Kan Antartika tuh kecil menurut bumi bola, sedih. 😢


Debat pun akhirnya berhenti sampai di sini.

No comments:

Post a Comment