Monday, November 4, 2019

Melihat Orang yang Sebenarnya Tidak Ada - Kisah Horror

Hwaw, hari ini saya kebagian jatah ngelihat Si Esmeralda.
Esmeralda itu nama yang kami berikan untuk hantu wanita yang sering mondar mandir di kantor ini.
Saya mengalami persis yang dialami teman saya dua bulan lalu yang sudah pernah saya ceritakan di sini. Melihat hantu kloningan, atau melihat orang yang sebenarnya orang tersebut tidak ada.

Jadi pagi ini, ketika baru tiba di kantor, saya langsung mau sholat Dhuha di musholla yang berada di ujung di dekat toilet. Tapi karena di sana penuh, akhirnya saya balik ke ruangan dan langsung menuju dapur kecil di ruangan kami.
Dapur kecil itu adalah tempat kami menaruh segala kebutuhan rumah tangga untuk bidang kami. Di situ juga di ujungnya ada ruangan untuk sholat yang hanya pas untuk dua orang dan biasa juga kami pakai untuk tiduran, kami sekat dan batasi dengan dua filing cabinet setinggi leher orang dewasa, jadi kalau ada orang tiduran di situ, kita masih bisa melihat kakinya, dari betis sampai ujung kaki.

Jadi pagi ini, sayalah yang paling terlambat datang. Di ruangan sudah ada 6 orang.
Tapi kondisi ruangan sangat sepi, tidak ada suara terdengar, yang terdengar hanya denting jam dan bunyi klikan mouse.

Sebelum sampai ke dapur, saya sempat menoleh dulu ke meja seorang teman, namanya sebut saja bu Jeni.
Saya lihat dia gak ada di mejanya, saya pikir “ah pasti dia lagi tiduran nih di belakang”, karena memang biasanya kalau pagi dia sholat Dhuha dulu kemudian tiduran sebentar.

Benar saja, ketika saya tiba di dapur, saya lihat kakinya Bu Jeni, terlihat dari betis.
Saya pastikan itu betis wanita karena kalau pria gak mungkin karena kami memakai celana panjang dan ndak mungkin tersingkap sampai ke betis gitu.
Dan saya pastikan itu kaki Bu Jeni. Saya tidak mungkin salah karena saya sudah sering melihat dia tiduran di situ, jadi saya sudah biasa melihat dan menghafal kaki-kaki siapa saja dan sendal siapa saja yang tiduran di situ.

Ketika saya masuk ke dapur, kaki itu bergerak sedikit ke atas seperti tersentak, biasa kan kalau kita lagi tidur kemudian kita menyadari ada orang datang, kaki kita gerak sedikit.
Jadi kaki tersebut sedikit ditarik ke atas tapi masih bisa saya lihat jelas.

Saya berhenti di depan dispenser, karena bingung mau ngapain, akhirnya saya melihat-lihat gelas, kiri dan kanan.
Saya menunggu Bu Jeni menegur saya seperti biasa “Wal, cari apa?” atau apa saja, karena biasanya dia seperti itu.
Tapi hal tersebut dia tidak lakukan, dia hanya diam.

Saya juga tidak seperti biasa, biasanya saya masuk lebih ke dalam sampai melihat badan orang yang tidur, tapi kali ini hal itu tidak saya lakukan, saya hanya berhenti di depan dispenser, cukup lama, sekitar 15 atau 20 detik saya berada di situ dan saya melihat jelas kaki itu.

Kemudian saya balik ke meja saya.
Sekitar 30 menit kemudian saya ke musholla lagi untuk sholat Dhuha.
Ketika habis sholat dan balik lagi ke ruangan, ada teman saya, namanya sebut saja Dario menawarkan saya roti.
Saya ambil roti itu dan kemudian saya ke dapur untuk membuat Milo hangat.
Saya lihat di situ sudah nggak ada Bu Jeni.
Saya pikir mungkin dia ke toilet, tapi kok saya tidak ketemu di lorong ketika saya habis sholat dan balik ke ruangan? Ataukah dia ke toilet ketika saya sedang sholat?

Sehabis membuat Milo hangat, saya balik lagi ke meja saya, dalam hati saya berkata “ah, sebentar pasti Bu Jeni tanya lagi ke saya kenapa saya belum pindah meja?” karena sejak beberapa hari lalu, saya berencana pindah ke meja sebelah saya, dan Bu Jeni pindah ke meja saya. Saya sudah siapkan jawaban kalau dia tanya lagi seperti itu.

Karena ruangan sepi sekali dan tidak ada suara ribut, akhirnya saya menyetel musik dengan suara kecil, yang penting ada suaralah yang terdengar di ruangan selain bunyi dentingan jam dan klikan mouse.

Tidak lama kemudia Dario yang mejanya berada di depan saya bertanya sama saya “Wal, Bu Jeni cuti ya?”
Dia sebenarnya sudah tahu tapi cuma mau memastikan saja, apakah saya tahu atau tidak.
Saya jawab “tidak, dia ada kok di belakang tiduran, kalau tidak dia ke toilet”
Kemudian Dario bilang “dari tadi pagi saya tidak melihat Bu Jeni lho”

Akhirnya kami berdebat.
Dan kemudian dari jauh, sebut saja Pak Waren nyeletuk “iya, Bu Jeni Cuti”.
Akhirnya saya dan Dario ke belakang melihat dapur, dan tidak ada siapa-siapa di sana.
Dan akhirnya saya kebingungan karena yang saya lihat begitu nyata.

Kemudian ketika saya duduk kembali di meja saya, saya baru menyadari “oh iya ya, komputer Bu Jeni tidak nyala", biasanya karena Bu Jeni selalu datang lebih pagi, Bu Jeni selalu menyalakan komputernya dan memutar murotal surat-surat pendek Al Qur’an.

Kebiasaannya selalu seperti itu tiap pagi. Setidaknya komuternya nyalalah, ini tidak sama sekali!.
Jadi di situ saya baru yakin kalau memang Bu Jeni lagi cuti, karena memang sejak hari selasa lalu dia mengeluh lambungnya sakit, kemudian hari rabu dia tidak masuk kerja, jadi mungkin hari ini dia cuti lagi karena sakit.

Guys, saya bingung karena kejadian yang saya lihat begitu nyata.
Dan juga saya  merasa seru.
Sudah lama juga saya tidak mengalami kejadian mistis seperti ini.
Jadi ternyata Jin atau hantu itu tidak hanya muncul di malam hari.

No comments:

Post a Comment